Sabtu 24 Feb 2024 11:39 WIB

Biasanya Hangatkan Bangku Cadangan, Kiper 24 Tahun Ini Jadi Pahlawan Roma

Ia merasa terharu karena usahanya terbayarkan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Dean Huijsen of Roma receives a yellow card after his celebrations with his teammates after scoring 0-1 goal during the Serie A soccer match between Frosinone Calcio and AS Roma, in Frosinone, Italy, 18 February 2024.
Foto: EPA-EFE/FEDERICO PROIETTI
Dean Huijsen of Roma receives a yellow card after his celebrations with his teammates after scoring 0-1 goal during the Serie A soccer match between Frosinone Calcio and AS Roma, in Frosinone, Italy, 18 February 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Mile Svilar menjadi pahlawan AS Roma saat bertemu Feyenoord pada leg kedua play off memperebutkan tiket babak 16 besar Liga Europa. Di sesi adu penalti, kiper 24 tahun itu menunjukkan magisnya.

Ia menepis dua tendangan penggawa kubu tamu. Duel di Stadion Olimpico, Roma, Jumat (23/2/2024) dini hari WIB, berkesudahan imbang 1-1. Itu membuat agregat menjadi imbang 2-2.

Otomatis pemenang ditentukan lewat adu penalti. Pada tahapan tersebut, tuan rumah berjaya. Berkat kepiawaian Svilar, Giallorossi unggul 4-2 atas De club aan de Maas.

Kiper tim nasional Serbia itu mulai menjadi andalan di bawah mistar gawang Roma. Sejak Jose Mourinho dipecat, nasib yang bersangkutan portiere berubah. Ia tak lagi menjadi penghangat di bangku cadangan.

Daniele De Rossi lebih menunjukkan kepercayaan pada Svilar. Giliran Rui Patricio bertindak sebagai pelapis. Termasuk di pertandingan ini.

Svilar tak menyia-nyiakan kesempatan yang diperoleh. Ia sempat menepis peluang emas Feyenoord pada babak kedua. Aksi impresifnya berlanjut hingga sesi tos-tosan.

"Luar biasa. Saya tak bisa berkata-kata. Saya bekerja keras sepanjang hidup saya, untuk momen ini, di stadion ini. Mama mia, setiap saya bermain di sini, rasanya semakin istimewa, gila," kata penjaga gawang 24 tahun itu kepada Sky, dikutip dari Football Italia.

Ia diminta berbicara tentang De Rossi. Sosok yang mengangkatnya ke permukaan. Svilar beryukur akan hal itu. 

Ia semakin merasa penting di kamar ganti Roma. Otomatis, keadaan demikian memengaruhi kepercayaan dirinya. Ia terus berjalan dengan kepala tegak.

"Saya berterima kasih kepada pelatih karena telah memberikan momen tak terlupakan kepada saya dan keluarga.

"Malam ini, tidak ada yang bisa menghapus senyum dari wajah kami. Tapi mulai besok, kami kembali bekerja untuk pertandingan berikutnya," ujar Svilar.

Secara historis, Roma memiliki rekor adu penalti yang sangat buruk. Tim tersebut pernah mengalami dua kekalahan di final pentas Eropa. Pertama di European Cup (Liga Champions) musim 1983/84.

Saat itu I Lupi dikalahkan Liverpool lewat adu penalti. Teranyar pada partai puncak Liga Europa musim lalu. Paulo Dybala dan rekan-rekan harus melihat Sevilla berjaya setelah babak adu tos-tosan.

Kali ini berbeda. Awak La Magic tersenyum lebar. Namun pertandingan telah usai. Babak 16 besar Liga Europa berhasil digenggam.

Sejenak Roma mengalihkan fokus ke pentas domestik. Pasukan ibu kota akan menjamu Torino di Stadion Olimpico, pada giornata ke-26 Serie, Selasa (27/2/2024) pukul 00.30 WIB.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement