REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD menyoroti antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menteri jajarannya tidak satu suara terkait pembahasan program makan siang gratis dalam rapat kabinet, yang digagas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Awalnya, sejumlah pembantu presiden, seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut, adanya pembahasan program makan siang gratis masuk dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025. Namun, Jokowi membantah adanya pembahasan tersebut.
"Sekarang ini bicaranya sudah beda-beda. Presiden bilang nggak bicarakan itu, menterinya bilang iya. Ya, macam-macam sudah, karena ini sudah mulai nggak terkoordinasi lagi isunya," ujar Mahfud lewat keterangannya di Jakarta, Ahad (3/3/2024).
Airlangga bahkan sudah melakukan simulasi program makan siang gratis tersebut di SMPN 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten pada pekan kemarin. Padahal menurut Mahfud, langkah tersebut tidaklah etis. Hal itu mengingat proses rekapitulasi suara masih dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hingga kini, pasangan Prabowo-Gibran belum ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024. "Seharusnya itu tidak dibicarakan sekarang, tapi menunggu nanti presiden baru. Artinya, menunggu sesudah 20 Oktober agar lebih etis," ujar mantan menko polhukam tersebut.
Sebelumnya, Airlangga mengeklaim, program makan siang gratis bagi pelajar di Indonesia dapat mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Adapun program makan siang gratis ditujukan bagi siswa sekolah dan pesantren serta minum susu gratis untuk ibu hamil.
"Kita lihat menunya cocok, kalori dan gizinya bisa masuk. Di situ UMKM terlibat, Itulah esensi dari ekosistemnya," ujar Airlangga kepada wartawan di SMPN 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Kamis (29/2/2024).
Menurut ketua umum DPP Partai Golkar tersebut, program makan siang gratis akan berdampak pada banyak sektor. Di antaranya, kesehatan dan UMKM. Bahkan menurutnya, daya beli masyarakat bakal meningkat pula.
Program tersebut, juga akan memenuhi asupan gizi anak menjadi seimbang sehingga dapat mencegah kasus stunting di Indonesia. "Saya lihat anak-anak dapat uang jajan Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu itu dipakai untuk berangkat sekolah, beli makanan. Maka dengan ada program ini bisa membantu anak-anak," ujar Airlangga.