SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) -- Bulan Ramadhan tiba, umat Islam (wajib) berpuasa lagi. Siapa yang diperintahkan berpuasa? Allah SWT memanggil dengan panggilan istimewa, “Hai orang yang beriman....” Selain itu, tidak wajib atau tidak diperintah berpuasa.
Puasa, seperti kabar dari Allah Subhanahuwata’ala (SWT) dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 183, ternyata sudah dilakukan orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) namun cara dan sifatnya berbeda. Tujuan puasa dalam ayat itu, agar kita bertakwa.
Pertanyaaannya, sejak baligh sudah berapa kali kita berpuasa? Ada yang belasan tahun dan atau puluhan tahun. Pertanyaan berikutnya, berbekaskah puasa kita sebulan penuh itu setelahnya?
Jangan-jangan, Ramadhan berlalu, hilang pula semangat kita beribadah dalam bulan-bulan di luar Ramadhan. Padahal, antara Ramadhan ini dengan Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa.
“Sholat lima waktu, antara shalat Jumat ke shalat Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan penghapus dosa diantara keduanya, dan dijauhi dosa-dosa besar,” (HR. Muslim)
Bersyukurlah kita masih bertemu bulan penuh maghfiroh. Siangnya kita syiam (puasa), malamnya kita qiyam (shalat malam). Kita masih diberikan kesempatan hidup, dibandingkan dengan keluarga, sahabat, dan kawan kita yang telah dipanggil Allah SWT.
Menjalani Rukun Islam ketiga ini, apakah kita kerjakan hanya melepas menggugurkan kewajiban saja, sehingga ibadah istimewa ini bersifat formalitas atau reguler saja dari tahun ke tahun. Tentu kalau seperti itu, kita termasuk orang yang merugi.
Bukankah, dalam ibadah di bulan Ramadhan, amalan dilipatgandakan dari bulan di luar Ramadhan. Terlebih di pengujungnya 10 hari terakhir terdapat Lailatul Qodar (malam seribu bulan), siapa yang bertemu malam itu seperti beribadah 83 tahun lamanya. Adakah kita ingin menjemput malam itu?
Kurang apa lagi istimewanya bulan ini, setan dan iblis dibelenggu, pintu neraka ditutup sedangkan pintu surga dibuka. Ini kesempatan bagi kita, jangan disia-siakan, kalau tidak sekarang kapan lagi.
Baca juga: Jadikan Bulan Ramadhan Tahun Ini yang Terakhir
“Jika telah masuk bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu,” (Muttafaqun ‘alaih).
Sudah terang hadist tersebut, tapi masih banyak yang malas mengisi bulan Ramadhan dengan ibadah, seperti puasa, shalat malam (tarawih dan witir), membaca Alquran, berdzikir, berdoa, bersedekah, dan mengkaji Alquran dan Hadist, serta beramal sholeh lainnya.
Kemalasan itu berpulang dari diri kita sendiri, yang masih terpengaruh dengan hawa nafsu yang diwariskan syaitan dalam diri kita di bulan sebelumnya. Segeralah beristighfar dan meluruskan lagi niat kita, agar sisa-sisa warisan syetan itu terkikis.
Selain itu, tak henti-henti kita meminta dan memohon kepada Allah SWT agar kita mendapat semangat beribadah dalam satu bulan Ramadhan ini sampai akhir dengan sehat. Dengan rahmat dan pertolongan Allah SWT saja, kita dapat menjalani itu dengan ikhlas dan mudah.
Baca juga: Bulan Ramadhan Sebentar Lagi Tiba, Persiapannya?
Bila ini dapat kita sadari, maka hakekat puasa telah merasuk dalam jiwa kita. Tidak sekedar ritualitas ibadah semata saja hanya mengisi satu bulan dalam setahun. Padahal, hanya pada satu bulan ini yakni bulan Ramadhan balasan ibadahnya hanya diketahui Allah, ganjarannya tak terbatas.
Bukankah kenikmatan orang berpuasa itu tatkala ia berbuka di dunia, dan berjumpa langsung dengan Robb-nya di akhirat kelak. Allahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)