Pada Juni 2023, Ibnu Sina Chandranegara resmi menyandang sebagai guru besar hukum termuda di Indonesia. Ia mendapat predikat profesor ketia usianya masih 33 tahun. Di balik pencapaian akademik yang ciamik itu, siapa sangka sosok sulung dari dua bersaudara itu ternyata penggemar musik bergenre punk-rock. Berikut wawancara Redaksi dengan Prof Dr Ibnu Sina Chandranegara, SH, MH.
Bagaimana perasaan Anda saat disematkan menjadi profesor hukum termuda di Indonesia?
“Sungguh di luar ekspektasi saya sendiri. Impian seorang dosen pastinya mampu mencapai jabatan tertingginya yaitu guru besar (professor). Hal ini merupakan bentuk komitmen profesional atas profesi dan bidang ilmu yang saya tekuni. Bagi saya sendiri, hal ini memberikan pesan kepada dosen-dosen lainnya yang muda, bahwa jabatan guru besar dapat dipangku dalam usia yang relatif muda, selama komitmen profesional dipegang teguh.”
Hal apa saja yang memotivasi Anda menjadi pendidik?
“Kebebasan berpikir. Jelas ini merupakan motivasi utama. Saya memandang dalam profesi pendidik ada esensi kebebasan berpikir khususnya inovasi yang dijunjung tinggi. Hal ini yang saya yakini dalam sistem sosial kita, profesi dosen akan jauh lebih signifikan menjamin adanya kebebasan tersebut. Hal ini yang kemudian menjadikan saya bersemangat dalam menjalani profesi ini, meski disadari bahwa beban administrasi dalam dunia perguruan tinggi kita masih cukup tinggi.”
Di keluarga, Anda anak ke berapa, dan apakah memang berasal dari keluarga pendidik?
“Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saat ini adik saya berprofesi sebagai guru Bahasa Jepang dan beberapa kerabat saya juga merupakan dosen. Orang tua saya bukan merupakan seorang guru, namun kami (putra-putrinya) mengemban profesi tersebut kini”
Bagaimana aktivitas Anda sehari-hari, apa hobi Anda?
Saya sangat gemar membaca, dan itu kegemaran yang sudah terbangun sejak kecil, membaca apapun tanpa dibatasi. Selain itu, saya gemar bermusik dan mendengarkan musik genre pop-punk atau punk-rock.
Dalam sepekan berapa banyak buku yang dibaca? Bagaimana dengan buku fiksi?
“Menurut saya setiap hari harus membaca buku, karena mampu membangkitkan imajinasi dan inspirasi berpikir. Sulit saya rasanya membayangkan tidak ada buku saya baca setiap harinya. Buku fiksi yang suka saya baca adalah buku yang buku misteri atau detektif seperti buku-buku tulisan Sir Conan Doyle dan John Grissham. Selain itu, saya suka juga buku sci-fiction seperti buku karya Tom Delonge.