REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Karena bulan keberkahan, maka ibadah-ibadah yang dilakukan di bulan ini pun akan berlipat-lipat pahalanya, seperti membaca alquran, bersedekah, sholat tarawih, maupun sholat sunnah-sunnah yang lainnya.
Selain menjadi bulannya keberkahan, bulan ini pun selalu ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia, karena pada bulan ini ada beragam tradisi seperti makan sahur, berbuka puasa, hingga berburu takjil buka puasa.
Tradisi ini menjadi sangat istimewah pada Ramadhan kali ini. Karena ternyata, keberkahan Ramadhan tidak hanya dirasakan oleh umat Muslim saja, melainkan non Muslim pun ikut menyemarakkan Ramadhan dengan berburu takjil bersama.
Melalui posting yang diunggah di berbagai platform media sosial, banyak masyarakat non Muslim yang ternyata juga merasa gembira dengan kehadiran bulan Ramadhan. Mereka ikut war takjil bahkan memborong takjil, yang tentunya juga membantu perekonomian UMKM Indonesia.
Menanggapi fenomena War Takjil pada Ramadhan kali ini, menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Fahrur Rozi, ini bukti bahwa Ramadhan adalah bulannya keberkahan bagi semua umat, tidak hanya umat Muslim.
Dengan adanya war takjil antara Muslim dan non Muslim, menurut pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini, menjadi sumber kebahagiaan bagi para penjual takjil. Karena dagangan mereka habis setiap hari, dan mereka bisa pulang ke rumah dengan lebih cepat, dan tidak ada barang jualan yang tersisa.
“Itu berarti Ramadhan berkah bagi semuanya,” ujar gus Fahrur kepada Republika, Rabu (20/3/2024).
Selain itu lanjut Gus Fahrur, dengan berburu takjil bersama antara Muslim dan non Muslim merupakan bentuk keharmonisan yang terjadi di bulan Ramadhan khususnya di Indoensia. Dengan kata lain, keharmonisan antar umat beragama tidak selalu harus ikuti dengan berpuasa bersama, tetapi dengan berburu takjil bersama pun membuktikan keharmonisan itu.
“Ini juga fakta positif kerukunan umat beragama di Indonesia. Jadi ya tidak apa-apa, itu seru-seruan saja untuk membuat laris manis dagangan pengusaha kecil. Kalau dagangan takjil laris, mereka bisa berhari-hari merasa gembira,” tuturnya.
Ramadhan 1445 H kali ini ada suasana harmonis berbalut kejenakaan di dunia maya, yaitu fenomena "perang takjil" antara non muslim dan muslim. Misalnya saja pendeta Marcel yang menyerukan ke jamaat agar mulai perang takjil di jam 3 sore, karena pada saat umat Muslim sedang lemas-lemasnya. Sontak saja, video tersebut menuai reaksi kocak dari warganet.
“Jam 3 mereka masih lemas, kita sudah standbay,” ujar pendeta Marcel, yang disambut gelak tawa jemaatnya.
“Tapi kata teman saya, oke kalian ya sekarang boleh menang, tapi nanti Paskah kami balas dendam, nanti pas paskah telur-telur kami borong semuanya, supaya paska kalian pakai kinderjoy,” ujar pendeta itu, diunggah dalam akun instagram Habib Jafar
“Dalam agama memang kita toleran, tapi soal log in kita duluan,” ujar Habib Ja’far mengomentari War takjil pendeta Marcel.
Berikut ini beragam komentar warganet:
“Ntar pas paskah pendeta, pastor kita umpteen, kita taker sama habib jafar”
“Suruh toleransi malam kolaborasi” tulis Lovelly**
“Seru ya Ramadhan kali ini berkahnya sampe ke yang nonis, semoga bukan hanya berkahnya tapi juga hidayah-Nya “ @ Amy**
“Kasih tahu mereka takjil di masjid gratis Bib, apalagi log in juga gratis dengan baca 2 kalimat Syahadat.” @ deztakiyo**
“Diam belajar injil, bergerak mencari taktil,” @reza**
“Damainya Ramadhan tahun ini (emot love).” @eka**
“Makin cinta tinggal di Indonesia, damai dan rukun selalu ya,,” @Rika**
“Perburuan takjil di Bali lebih ketat, bule pun juga ikutan berburu takjil,” tulis @Chaerul**