Ahad 24 Mar 2024 11:20 WIB

Serangan Konser Musik di Moskow: ISIS-Khurosan Sebagai Teroris Proxy (bag 2, tamat)

ISIS-Khurosan Sebagai Teroris Proxy

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Puing sisa serangan teror di Moskow pada Jumat lalu (23/03/2024).
Puing sisa serangan teror di Moskow pada Jumat lalu (23/03/2024).

Oleh: Dr Al Chaidar Abdurrahman Puteh, Pengamat Intelejen dan Dosen Departemen Antropologi, Universitas Malikussaleh.

Penggunaan kelompok teroris sebagai proxy oleh negara-negara yang berseberangan secara ideologi dan kepentingan politik menunjukkan kompleksitas geopolitik modern, di mana batas antara perang konvensional dan tidak konvensional menjadi semakin kabur.

Maka dengan memanfaatkan kelompok seperti ISIS-Khurasan, negara-negara dapat mencapai tujuan strategis mereka sambil menghindari sorotan internasional dan konsekuensi dari tindakan militer langsung.

ISIS-Khurasan, dikenal juga sebagai Islamic State Khorasan Province (ISKP), telah menjadi ancaman yang berkembang di Afghanistan dan wilayah sekitarnya. Menurut Clarke (2023), kelompok ini telah menyebar ke hampir seluruh 34 provinsi di Afghanistan dan memiliki anggota antara 1.500 hingga 2.200 orang.

Sejak Agustus 2021, ISKP telah melakukan hampir 400 serangan di Afghanistan dan wilayah Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan. Serangan-serangan ini tidak hanya menargetkan pasukan keamanan, tetapi juga komunitas sipil, khususnya komunitas Hazara Syiah, sebagai bagian dari tujuan sektarian mereka.

ISKP juga telah melakukan serangan terhadap kepentingan asing, termasuk kedutaan besar Rusia dan Pakistan di Kabul, serta hotel yang sering dikunjungi oleh pengusaha Cina di Kabul, menunjukkan bahwa kelompok ini tidak hanya menargetkan Barat, tetapi juga negara-negara di kawasan tersebut.


Transisi ISKP menjadi ancaman transregional menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki jaringan yang meluas di Asia Barat, Tengah, dan Selatan.

Ahmadzai (2022) menekankan bahwa meskipun Taliban telah berkuasa di Afghanistan, kekerasan politik dalam berbagai bentuk, termasuk kekerasan yang dilakukan oleh ISKP, terus berlanjut.

ISKP telah menunjukkan kemampuannya untuk melakukan serangan yang kompleks dan terkoordinasi, yang menambah kekhawatiran mengenai potensi kelompok ini untuk menjadi ancaman yang lebih besar di tingkat regional dan global.

Pengaruh ISKP terhadap keamanan regional tidak hanya terbatas pada tindakan kekerasan, tetapi juga pada potensi mereka untuk mempengaruhi dinamika kekuasaan dan politik di kawasan. Dengan menargetkan negara-negara yang memiliki kepentingan strategis di Afghanistan,

ISKP dapat memperumit hubungan internasional dan meningkatkan ketegangan antarnegara. Selain itu, serangan-serangan yang dilakukan oleh ISKP juga berpotensi memicu reaksi militer dari negara-negara yang terkena dampak, yang dapat menyebabkan eskalasi konflik di kawasan.


Dalam konteks ini, keamanan regional menjadi semakin rapuh dengan adanya kelompok seperti ISKP yang mampu melakukan serangan lintas batas dan memiliki agenda yang melampaui batas negara-negara tertentu.

Hal ini menuntut respons yang koordinasi dan komprehensif dari komunitas internasional untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok ekstremis seperti ISKP. Keterlibatan dan kerjasama antarnegara akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan keamanan yang kompleks ini, di mana ancaman tidak hanya datang dari dalam, tetapi juga dari luar batas-batas geografis tradisional.

ISIS-Khurasan, atau Islamic State Khorasan Province (ISKP), telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat di Afghanistan.

Kelompok ini dikenal karena serangan-serangannya yang brutal dan tidak memilih, yang sering kali menargetkan warga sipil dan infrastruktur penting. Dalam beberapa tahun terakhir, ISKP telah melakukan serangan terhadap sekolah-sekolah perempuan, rumah sakit, dan bahkan sebuah ruang bersalin, di mana mereka dilaporkan menembak mati wanita hamil dan perawat.

Serangan-serangan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menyebarluaskan rasa takut dan ketidakamanan di kalangan penduduk sipil, yang mengakibatkan gangguan pada aktivitas sehari-hari dan pembatasan akses ke layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.


Selain itu, ISKP juga telah menargetkan minoritas agama, khususnya komunitas Hazara Syiah, dalam upaya untuk memajukan tujuan sektarian mereka. Serangan-serangan ini telah menyebabkan kerusakan besar pada komunitas-komunitas yang sudah rentan, meningkatkan ketegangan sektarian, dan memperburuk kondisi hidup bagi mereka yang terkena dampak.

Dampak psikologis dari serangan-serangan ini juga tidak bisa diabaikan, karena banyak warga yang mengalami trauma dan kehilangan rasa keamanan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pengaruh ISKP juga terasa dalam ekonomi lokal. Serangan terhadap infrastruktur dan bisnis telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan hilangnya pekerjaan, yang pada gilirannya meningkatkan kemiskinan dan ketidakstabilan.

Ketidakamanan yang berkelanjutan ini telah memaksa banyak warga untuk mengungsi, baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri, mencari keamanan dan kesempatan yang lebih baik.


Dalam hal keamanan, kehadiran ISKP telah memaksa pemerintah dan pasukan keamanan untuk mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk memerangi terorisme, yang mungkin sebaliknya bisa digunakan untuk pembangunan dan layanan publik.

Hal ini juga telah mempengaruhi kebijakan luar negeri Afghanistan, dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional yang semakin prihatin dengan potensi ISKP untuk mengekspor kekerasan melintasi perbatasan.

Secara sosial, serangan-serangan ISKP telah menyebabkan kerusakan pada jaringan sosial dan komunitas. Kepercayaan antar kelompok etnis dan agama telah terkikis, dan upaya rekonsiliasi menjadi lebih sulit. Ini telah mengakibatkan peningkatan isolasi dan segregasi, dengan komunitas-komunitas yang menjadi lebih tertutup dan waspada terhadap ancaman eksternal.

Pendidikan juga terpengaruh, dengan serangan terhadap sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lainnya yang menghambat akses ke pendidikan, terutama bagi perempuan dan anak-anak perempuan. Ini telah memperburuk kesenjangan gender dalam pendidikan dan mengurangi prospek jangka panjang bagi generasi muda Afghanistan.


Kesehatan masyarakat juga menjadi korban, dengan serangan terhadap fasilitas kesehatan yang mengurangi akses ke layanan medis yang penting, terutama di daerah-daerah yang sudah kekurangan sumber daya. Ini telah memperburuk krisis kesehatan di negara tersebut, yang sudah berjuang dengan tantangan seperti penyakit menular dan kurangnya infrastruktur kesehatan.

Dalam semua aspek ini, dampak ISIS-Khurasan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Afghanistan adalah mendalam dan merusak. Upaya untuk memulihkan keamanan dan stabilitas di negara tersebut akan membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, yang tidak hanya menangani ancaman keamanan, tetapi juga membangun kembali komunitas, ekonomi, dan infrastruktur yang telah rusak oleh konflik.

Komunitas internasional memainkan peran penting dalam mendukung Afghanistan dalam menghadapi tantangan ini, dengan memberikan bantuan kemanusiaan, dukungan pembangunan, dan kerjasama keamanan untuk memerangi ancaman terorisme dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan.


Referensi:

Jalalzai, Musa Khan. The Islamic State of Khorasan and the Prospect of Nuclear Jihad Against Russia and Central Asia. Vij Books India Pvt Ltd, 2020.

Khan, Asad Ullah, and Arhama Siddiqua. "Islamic State in Afghanistan: Challenges for Pakistan." Journal of Security & Strategic Analyses 4.2 (2018): 103-118.

Tarzi, Amin. "Islamic State–Khurasan Province." The Future of ISIS: Regional and International Implications (2018): 119-148.

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/297456/serangan-konser-musik-di-moskow-isis-khurosan-sebagai-teroris-proxy-bag-2-tamat-
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement