Ditulis oleh Esthi Maharani
MOSKOW -- Seorang remaja berusia 15 tahun bernama Islam Khalilov berhasil menyelamatkan lebih dari 100 orang dalam pembantaian massal di gedung konser Moskow, Rusia pada pekan lalu. Khalilov diketahui bekerja sebagai petugas ruang ganti di Balai Kota Crocus, lokasi penembakan massal itu terjadi.
Ia dengan sigap memandu penonton konser yang ketakutan ke tempat yang aman. Tindakannya itu berhasil mencegah bertambahnya korban penembakan. Dalam video yang diunggah di Aljazirah pada Selasa (26/3/2024)
“Saya mengerti bahwa jika saya tidak bereaksi, saya akan kehilangan nyawa saya dan nyawa banyak orang. Sejujurnya, itu sangat menakutkan,” katanya.
"Awalnya ada suara-suara aneh. Saya kira eskalator jatuh atau ada sekelompok orang mabuk berdatangan. Tapi ketika ada segerombolan mulai orang berlarian dari eskalator bahkan tangga gedung, saya paham bahwa ada serangan dan insting saya pun bekerja dan secara otomatis menunjukkan orang-orang jalur evakuasi yang aman," katanya.
Rekaman dari berbagai sudut menunjukkan Khalilov meneriaki penonton konser dan mendorong mereka menuju pintu keluar darurat. "Ke sana, ke sana, ke sana," Khalilov terlihat berkata dalam rekaman. "Semua orang pergi ke sana. Semua orang di sana. Ke Expo, ke Expo."
Ia mengaku melihat salah satu penembak berjenggot dan menggunakan seragam militer berwarna hijau dan dia berjalan sambil membawa senapan mesin.
"Saya melihatnya dari bawah tangga. Saya melihat saat dia memutar badannya dan menuju ruang konser," katanya.
“Ketika saya berada di tengah kerumunan orang, berjalan ke pintu untuk membukanya, saya pikir (orang-orang bersenjata) mungkin keluar dari tangga atau eskalator, dan melemparkan granat atau melepaskan tembakan mematikan,” katanya.
“Syukurlah tidak terjadi apa-apa. Saya berhasil membuka pintu tepat waktu dan mempersilakan semua orang keluar menuju Expo,” tambahnya.
“Kami ditunjukkan dan diberitahu ke mana harus mengirim orang jika terjadi sesuatu. Saya tahu ke mana harus membawa orang agar mereka tetap aman,” kata Khalilov.
"Bahwa semua ini terjadi di depan mata saya. Jujur saja saya masih shock," katanya.
Ia pun mengatakan tidak menganggap tindakannya tersebut sebagai tindakan pahlawan. "Saya hanya melakukan pekerjaan saya. Saya berusaha menolong mereka dan ternyata mereka mengikuti instruksi yang saya berikan," katanya.
Setidaknya 133 orang tewas dalam penembakan massal di hari Jumat pekan lalu itu. Pihak berwenang Rusia telah menangkap 11 tersangka, empat di antaranya menurut mereka terlibat langsung dalam pembantaian tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengecam tindakan tersebut sebagai terorisme yang biadab. Dia bersumpah akan memburu dalang pelaku penembakan.