REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG — Dinas Kesehatan (Dinkes), Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meminta warga terus waspada akan potensi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sejak Januari 2024 hingga Maret ini, Dinkes mencatat sudah 440 kasus DBD.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Temanggung, Sarjana, penyebaran DBD berisiko meningkat dengan masih turunnya hujan. Pasalnya, hujan dapat menimbulkan genangan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue.
“Kadang masyarakat kurang waspada. Misalnya di vas bunga, di kebun, di pinggir rumah, botol-botol yang terisi air, atau pecahan barang-barang rusak yang bisa menampung air, seperti ban bekas, bisa untuk pertumbuhan nyamuk dengan cepat sekali,” kata Sarjana, Senin (25/3/2024).
Sarjana mengatakan, pihaknya berupaya terus menyosialisasikan upaya pencegahan penyebaran DBD. Masyarakat diminta menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Saat ini yang sangat penting adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras kamar mandi paling tidak seminggu sekali, kemudian menutup tampungan air yang digunakan, menggunakan kembali wadah yang mungkin bisa digunakan lagi,” kata Sarjana.
Menurut Sarjana, pada Februari lalu sempat dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di Desa Petung, Kecamatan Bejen. Di desa tersebut kemudian dilakukan pengasapan (fogging). Namun, Dinkes menekankan PSN dibandingkan pengasapan.
“Fogging tentunya bukan menjadi penanganan nomer satu karena yang dibunuh hanya nyamuk dewasa. Yang penting dilakukan pemberantasan sarang nyamuk,” kata Sarjana.