Rabu 27 Mar 2024 07:52 WIB

Mendorong Akselerasi Kendaraan Listrik: Peran Vital Lembaga Keuangan di Indonesia

Lembaga keuangan masih belajar untuk biayai EV karena secondary market yang rendah

Mobil listrik Vietnam VinFast dipamerkan dalam Indonesian International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Pameran otomotif IIMS 2024 yang berlangsung 15-25 Pebruari itu diikuti 53 merek kendaraan dan 187 peserta dari berbagai sektor dengan target transaksi mencapai Rp5,3 triliun. 
Foto: Dok Republika
Mobil listrik Vietnam VinFast dipamerkan dalam Indonesian International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Pameran otomotif IIMS 2024 yang berlangsung 15-25 Pebruari itu diikuti 53 merek kendaraan dan 187 peserta dari berbagai sektor dengan target transaksi mencapai Rp5,3 triliun. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kunci penting dalam akselerasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia adalah akses pendanaan yang murah bagi masyarakat. Selama ini, sudah banyak lembaga keuangan yang memberikan banyak kemudahan akses kredit bagi masyarakat untuk kendaraan, hanya saja bukan dalam sektor kendaraan listrik.

National Project Manager ENTREV Eko Aji Buwono menjelaskan saat ini masyarakat Indonesia masih terbagi atas kelas sosial yang gapnya luas. Untuk itu, mendorong kendaraan listrik menjadi lifestyle perlu adanya dukungan semua pihak.

"Saat ini EV masih menjadi lifestyle belum menjadi kebutuhan, karena harga (beli) kendaraan EV (roda empat) masih relatif diatas harga rata-rata kendaraan BBM di kelas yang sama," kata Eko berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/3/2024).

Eko menilai, oleh karena itu membangun membangun ekosistem EV dengan mencari berbagai macam cara seperti mendorong produksi baterai dan manufaktur di dalam negeri. Selain itu, yang terpenting adalah akses pembiayaan.

"Lembaga keuangan masih belajar untuk pembiayaan EV karena secondary market (pasar kendaraan bekas) belum cukup banyak, sehingga menjadi faktor resiko dalam pembiayaan dan kemudahan," kata Eko.

Kedepan, perlu adanya pasar EV bekas, dimana untuk di 2W sudah tercipta pasar kendaraan bekas dan terbukti harga-nya stabil dan tidak jatuh. 

Saat ini, OJK telah mendukung Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB) yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam Peraturan Presiden No 55/2019, dengan mendorong perbankan nasional berpartisipasi untuk pencapaian program tersebut.

Dorongan ini perlu juga ditambah dengan willingness dari lembaga keuangan negara untuk bisa memperluas size kredit dan cakupan target sasaran kredit.

Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK mencatat pembiayaan yang disalurkan perusahaan multifinance untuk kendaraan listrik masih terbilang kecil.

"Dari beberapa perusahaan, rata-rata porsi pembiayaan pada kendaraan listrik pada 2022 masih di bawah 1%, berkisar kurang dari Rp 100 miliar dari total pembiayaan yang disalurkan oleh masing-masing perusahaan."

Meskipun demikian, OJK menyampaikan perkembangan kendaraan listrik di Indonesia cukup menjanjikan dengan adanya berbagai program yang mendorong penggunaan KBLBB di masyarakat. Bahkan OJK menyebut penjualan KBLBB mempunyai potensi besar untuk didorong lebih tinggi sehingga menjadi peluang bisnis bagi perusahaan pembiayaan.

Untuk mendorong dan memaksimalkan potensi pembiayaan kendaraan listrik ke depan, OJK lantas mempertimbangkan mengeluarkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement