ATI Imbau Pemudik untuk tidak Khawatir Istirahat Keluar Jalan Tol  

Red: Gita Amanda

Selasa 02 Apr 2024 09:19 WIB

Sejumlah kendaraan roda empat melaju di Jalan Tol Trans Jawa Ruas Semarang-Batang via Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (31/3/2024).  PT Jasamarga Semarang Batang memprediksi lonjakan volume kendaraan arus mudik Lebaran melewati GT Kalikangkung akan terjadi pada 6 April 2024 sebanyak 71.901 kendaraan per hari menuju arah ke Semarang, angka tersebut naik 4,4 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode libur Lebaran Idul Fitri tahun sebelumnya. Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar Sejumlah kendaraan roda empat melaju di Jalan Tol Trans Jawa Ruas Semarang-Batang via Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (31/3/2024). PT Jasamarga Semarang Batang memprediksi lonjakan volume kendaraan arus mudik Lebaran melewati GT Kalikangkung akan terjadi pada 6 April 2024 sebanyak 71.901 kendaraan per hari menuju arah ke Semarang, angka tersebut naik 4,4 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode libur Lebaran Idul Fitri tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mengimbau kepada masyarakat yang mudik Lebaran pada tahun ini untuk tidak khawatir istirahat keluar jalan tol mengingat perhitungan tarif tol akan berlaku sama.

"Masyarakat tidak perlu kawatir #IstirahatKeluarTol mengingat perhitungan tarif tol akan berlaku sama, yaitu berdasarkan km-travelled," ujar Sekretaris Jenderal ATI Kris Ade Sudiyono di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Baca Juga

Menurut Kris, setidaknya ada tiga permasalahan lalu lintas yang umum menyertai di festival besar seperti Lebaran. Pertama adalah kapasitas infrastruktur khususnya kapasitas jalan dan tempat istirahat (rest area). Rekayasa lalulintas melalui kebijakan satu jalur maupun contra flow disiapkan di jalur tol utama, mengantisipasi pergerakan masif mudik dan balik Lebaran. Masyarakat diminta menyesuaikan rencana perjalanannya dengan pengaturan jadwal rekayasa lalu lintas ini.

Di dalam rest area telah dilakukan penataan jalur lintasan, area parkir, himbauan berbagi dengan pembatasan waktu beristirahat, penyiapan paket makanan siap saji dan siap santap yang memungkinkan take away, dan lain-lain. Kris juga menyarankan pemanfaatan kantor layanan gerbang tol, tempat layanan publik, kantor instansi pemerintah, dan lain-lain,di luar jalan tol sebagai tempat istirahat sementara.