REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru yang diadakan We Are Social dan Kepios 2022 menyatakan, pengguna internet di Indonesia kini mencapai 204 juta pengguna. Akses internet sudah digunakan 73,7 persen penduduk Indonesia. Dari jumlah itu, sekitar 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi sekitar 8 jam 36 menit dalam satu hari.
Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp 401 triliun pada 2021. Hal itu membuktikan bahwa peluang bisnis daring di Indonesia sangat besar seiring penetrasi internet.
"Bisnis online kegiatannya bisa transaksi, pemasaran, komunikasi yang dilakukan daring atau dari internet," kata kata founder Dagadu Djokdja, Djaka Dwiandi dalam webinar 'Bisnis Online di Era Digital' dikutip di Jakarta pada Kamis (4/4/2024).
Menurut dia, jenis bisnis daring sangat beragam dan luas. Mulai berdagang di e-commerce, freelancing, dropshipping, affiliate marketing, digital marketplace, pendidikan online, blogging dan vlogging, serta software as service (saas). Belum lagi, berjualan website, blog, email marketing, platform e-commerce, aplikasi ponsel, media sosial, forum online, webinar, podcast, sampai lelang daring.
"Manfaat bisnis online ini dapat memberi akses global, operasional rendah, analisis dan terukur, fleksibilitas, tersedia 24 jam dalam tujuh hari, dapat melakukan pemasaran target, dan tetap dapat berinteraksi dengan pelanggan," kata Djaka.
Owner Sigma Parfum, Muhammad Dzaki Riana menjelaskan, bisnis daring dapat didorong dengan strategi digital marketing yang tepat. Menurut dia, digital marketing adalah pemasaran produk atau layanan melalui platform daring dan teknologi digital untuk menjangkau target dan meningkatkan keterlibatan serta konversi.
Faktor digital marketing yang meningkatkan perkembangan bisnis, di antaranya strategi konten yang relevan, pemasaran melalui media sosial dan influencer, serta membangun traffic. Dzaki menganggap, pengaruh digital marketing terhadap perkembangan bisnis daring sangat besar.
"Karena (hal itu) memberikan akses kepada bisnis untuk menjangkau audiens yang luas, membangun keterlibatan yang lebih dalam, dan mengukur kinerja kampanye secara langsung, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan penjualan dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan," kata Dzaki.
Pengurus Digimom Indonesia, Dahlia Febrina membagikan enam tips yang harus diperhatikan dalam bertransaksi di ruang digital agar tetap aman. Di antaranya, jangan bagikan pin dan pasword ke orang lain, jangan mengunakan wifi publik saat bertransaksi daring, menggunakan metode pembayaran paling aman, misalnya marketplace.
Kemudian, membaca deskripsi dan cek ulang ulasan produk, mengaktifkan two factor authentication, dan selalu memperbarui aplikasi atau sistem keamanan perangkat digital. "Waspada selalu dengan tautan phising seolah-olah situs resmi, waspada dengan tawaran dan harga yang terlalu menggiurkan, hati-hati terhadap metode pembayaran di luar platform resmi," kata Dahlia.