REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, Pelabuhan Panjang, Lampung, akan dimaksimalkan sebagai jalur alternatif penyeberangan untuk mengurai kepadatan di Merak, Banten. Dia juga meminta Kapolda Banten untuk menindak truk over dimension over load (Odol) karena menghambat laju kendaraan pemudik.
“Kami memaksimalkan untuk dapat memanfaatkan Pelabuhan Panjang di Tanjung Karang, Lampung," jelas Budi saat meninjau Pelabuhan Merak, Ahad (7/4/2024).
Budi menerangkan, rute menuju Pelabuhan Panjang akan dibuat, baik dari Pelabuhan Bakahueni maupun Pelabuhan Ciwandan. Peruntukannya akan dipilah. Melalui jalur itu, kata dia, maka dapat menghemat hampir 1 jam perjalanan bagi yang ingin ke Ibu Kota Lampung.
Selain itu Budi menyatakan telah meminta Kapolda Banten untuk menindak truk Odol. Sebab, kata dia, keberadaan truk itu di jalanan akan menghambat laju kendaraan pemudik. Hal itu berdampak pada terjadinya kepadatan arus lalu lintas.
“Tadi kami ada kesepakatan dengan Kapolda, ada tindakan hukum yang harus kita lakukan terhadap Odol tanpa terkecuali. Kita minta pemilik untuk mentaati, atau kita akan pinggirkan mereka untuk tidak jalan, karena mereka menganggu perjalan mudik kali ini,” jelas dia.
Sebelumnya, kemacetan horor terjadi di Tol Tangerang-Merak hingga Pelabuhan Merak. Pemudik terjebak macet hingga 15 jam dari mulai Maghrib sampai Subuh belum sampai ke Pelabuhan.
Antrean panjang kendaraan pemudik menuju Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, hingga saat ini masih belum terurai hingga 19 kilometer. Rahmat pemudik asal Jakarta, di Cilegon, Banten, Ahad dini hari, mengaku menghabiskan waktu selama 15 jam untuk sampai ke Pelabuhan Merak, Banten.
Di Tol Cilegon Barat di kilometer 92, kepadatan kendaraan mulai tampak terjadi pada Sabtu (6/4) hingga Ahad (7/4) dini hari. Jumlah volume kendaraan yang menuju pelabuhan terus mengalami peningkatan, hingga terjadi kemacetan sepanjang 19 kilometer mulai dari Tol Tangerang-Merak hingga Pelabuhan Merak.