Sabtu 13 Apr 2024 11:41 WIB

Aset Kelolaan BlackRock Tembus Rekor Hingga Rp 1.663,2 Kuadriliun 

Laba bersih perusahaan naik menjadi 1,57 miliar dolar AS.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Blackrock
Foto: Bussines Insider
Blackrock

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendapatan biaya manajer aset terbesar di dunia BlackRock naik dengan aset kelolaan tembus rekor baru sebesar 10,5 triliun dolar AS atau sekitar Rp 1.663,2 kuadriliun. Kinerja laba pada kuartal IV tahun lalu pun meningkat sebesar 36 persen karena meningkatnya pasar ekuitas global meningkatkan biaya penasihat investasi dan administrasi.

Menguatnya pasar saham global pada kuartal pertama ini terjadi di tengah pengetatan kebijakan moneter yang akan beralih ke pemotongan suku bunga oleh bank Sentral. Kebijakan tersebut ternyata turut membantu meningkatkan aset yang dikelola (AUM) BlackRock.

Baca Juga

Pada kuartal pertama, AUM BlackRock melonjak 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya (yoy). Sementara untuk biaya penasihat investasi dan administrasi yang merupakan persentase dari AUM dan sumber pendapatan utama perusahaan, naik hampir 8,8 persen menjadi 3,63 miliar dolar AS.

“Saya melihat peluang terbesar yang pernah saya lihat untuk BlackRock, untuk klien kami, dan untuk pemegang saham kami,” kata Ketua dan CEO perusahaan Larry Fink dikutip Reuters Sabtu (13/4/2024).

Fink pun menekankan bahwa BlackRock akan selalu terbuka untuk mengejar lebih banyak peluang pasar swasta, meskipun dia tidak menyarankan adanya kesepakatan lain yang akan terjadi. Saat ini, BlackRock sedang dalam tahap akhir untuk memenangkan mandat besar yang akan mendorong aliran aset di masa depan serta klien baru untuk platform teknologinya Aladdin. 

Pada Januari lalu, BlackRock mengumumkan akuisisi Mitra Infrastruktur Global senilai 12,5 miliar dolar AS. Manajer aset tersebut akan terus melakukan ekspansi ke pasar swasta dan aset alternatif melalui investasi infrastruktur di seluruh dunia. 

"Akusisi ini masih akan selesai pada kuartal ketiga tahun ini," kata Chief Financial Officer BlackRock Martin Small.

Small menambahkan, total arus masuk bersih turun menjadi 57 miliar dolar AS dari 110 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya. Hal ini sebagian disebabkan oleh arus keluar musiman sebesar 14 miliar dolar AS dari dana pasar uang institusional pada akhir bulan Maret.

"Hal tersebut diikuti oleh arus masuk bersih pasar uang sebesar 20 miliar dolar AS pada minggu pertama bulan April," ungkapnya.

Pada Jumat kemarin, Presiden BlackRock Rob Kapito mengaku khawatir adanya inflasi dan kurva imbal hasil Treasury yang terbalik menunda lebih banyak alokasi ke pendapatan tetap. Para analis pun memperkirakan arus industri manajemen aset akan meningkat kembali setelah penurunan suku bunga dimulai. 

"Namun, arus bersih kuartal pertama ke produk pendapatan tetap hampir 42 miliar dolar AS lebih baik dari perkiraan. Saya pikir ini adalah masalah kapan, bukan apakah. Begitu Anda mendapatkan satu atau dua kali penurunan suku bunga, Anda akan mulai melihat uang mengalir ke produk-produk tersebut," kata Analis dari Edward Jones, Kylee Sanders.

Menurutnya, dana yang diperdagangkan di bursa menangkap sebagian besar arus masuk, yang juga didorong oleh iShares Bitcoin Trust milik BlackRock dan telah menarik arus masuk bersih sebesar 14 miliar dolar AS pada kuartal pertama sejak diluncurkan pada bulan Januari. Total pendapatan perusahaan melonjak 11 persen menjadi 4,73 miliar dolar AS pada kuartal tersebut, didorong oleh biaya kinerja dan pendapatan teknologi yang lebih tinggi serta dampak dari rata-rata AUM pasar yang lebih tinggi.

BlackRock menyediakan layanan manajemen investasi dan teknologi kepada klien ritel dan institusional secara global, termasuk dana kekayaan negara, perusahaan asuransi, dan perusahaan besar. Pendapatan teknologinya melonjak sekitar 10,9 persen menjadi 377 juta dolar AS, mencerminkan permintaan yang berkelanjutan untuk platform manajemen risiko investasi Aladdin.

Laba bersih perusahaan naik menjadi 1,57 miliar dolar AS, atau 10,48 dolar AS per lembar saham, dalam tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret, dari 1,16 miliar dolar AS, atau 7,64 dolar AS per lembar saham, tahun sebelumnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement