JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission) produksi Fincantieri. Pengadaan kapal perang tersebut merupakan bagian dari modernisasi alutsista yang strategis untuk menjaga kedaulatan negara di perairan Indonesia.
Berdasarkan kontrak yang disepakati, rencana pengiriman kapal pertama pada Oktober 2024. Sementara kapal kedua dijadwalkan tiba pada April 2025. Dari informasi yang didapatkan Seputar Militer, proses pengiriman kapal freegat yang terbilang cepat karena memang FREMM sudah diproduksi. Kapal yang memiliki panjang 143 meter ini semula diperuntukkan bagi Angkatan Laut (AL) Italia. Dalam perjalanannya, Kemenhan mencapai kesepakatan dengan Fincantieri sehingga dua kapal perang tersebut dialihkan untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) AL.
Kesuksesan negosiasi kontrak tersebut merupakan upaya Kemenhan RI untuk memastikan kebutuhan pertahanan maritim nasional dapat terpenuhi dengan optimal. Kepala Biro Humas Kemenhan RI, Brigjen Edwin Adrian Sumantha menjelaskan, pengadaan dua kapal itu merupakan bagian dari modernisasi alutsista TNI AL. Nantinya kapal tersebut dioperasikan untuk memperkuat patroli di wilayah perbatasan demi menjaga kedaulatan RI.
"Pengadaan kapal ini juga diiringi dengan paket offset (alih teknologi) yang komprehensif, yang mencakup berbagai aspek seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang, peningkatan fisik galangan kapal, penyampaian materi didaktik, serta kursus pelatihan di Italia selama enam bulan," kata Edwin dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Fincantieri adalah perusahaan galangan kapal ternama yang berbasis di Trieste, Italia. Kapal yang dipesan adalah jenis Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multimisi dan dilengkapi dengan teknologi terkini.
Kapal tersebut memiliki panjang mencapai 143 meter dan lebar kapal sekitar 16,5 meter, displacement 6.250 Ton (full load) kecepatan max lebih 30 Knots, endurance 5000 NM serta dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara (surface to air missile/SAM) Aster 15 beserta peluncur vertical DCNS Sylver A43. Sistem rudal SAM Aster 15 dapat dipasang pada berbagai jenis kapal perang, seperti fregat, destroyer, atau kapal induk.
Selain itu, kapal ini juga dipersenjatai dengan meriam 127mm Vulcano, meriam 76mm Strales, meriam ringan 25mm yang dilengkapi dengan fire-control radar (FCR) RTN 10X system Dardo, peperangan elektronika RECM, RESM dan CESM, tactical data link-Y, serta multifunction radar Leonardo Kronos.
Menurut Edwin, Kemenhan telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Fincantieri juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation Conjointe de Coopération en matière d’Armement/Organisation for Joint Armament Cooperation) dan AL Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.
Dengan hadirnya dua kapal FREMM tersebut maka bisa berdampak signifikan bagi daya gentar TNI AL di kawasan. Pasalnya, ukuran FREMM sangat jauh lebih besar dari KRI Ahmad Yani yang dimiliki AL dengan panjang sekitar 110 meter. Adapun saat ini, KRI Ahmad Yani merupakan kapal freegat terbesar yang dioperasikan AL.