REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengambil formulir pendaftaran bakal calon gubernur di Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Sumut untuk bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, Aswan Jaya mengatakan formulir pendaftaran tersebut telah diambil Edy Rahmayadi melalui perwakilan pada Sabtu (20/4/2024) di Kantor PDIP Sumut.
"Edy Rahmayadi diwakilkan tim mengambil formulir pendaftaran kemarin(Sabtu(20/4) di Kantor PDI-P Sumut," ujar Aswan Jaya, di Medan, Ahad (21/4/2024).
Aswan Jaya menjelaskan berdasarkan informasi, rencananya Edy Rahmayadi akan langsung mengembalikan berkas formulir pendaftaran tersebut di Kantor partai sekaligus melakukan pendaftaran. "Nanti, pas saat mendaftar baru langsung datang ke kantor," kata dia.
Aswan juga menjelaskan, Edy Rahmayadi merupakan salah satu tokoh yang mengambil formulir pendaftaran bakal calon gubernur untuk bertarung pada Pilkada serentak 2024. "Hingga saat ini yang mengambil formulir pendaftaran calon gubernur maju Pilkada 2024 yakni Edy Rahmayadi dan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan," sebut dia.
Aswan mengaku pihaknya masih membuka pendaftaran untuk calon lain yang ingin mendaftar. Mereka pun sangat terbuka dengan tokoh-tokoh yang ingin membangun Sumatera Utara melalui kontestasi Pilgub Sumut lewat usungan PDIP.
"Nantinya kami akan menyerahkan formulir pendaftaran tersebut ke DPP pada pertengahan Mei. Jadi DPP PDIP yang akan melakukan penilaian siapa yang akan diusung untuk Pilgub Sumut," sebutnya.
Sebelumnya, Edy Rahmayadi menyatakan akan kembali maju dalam perebutan kursi orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara periode 2024-2029 pada pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Hal itu disampaikan Edy Rahmayadi saat merayakan ulang tahun dirinya di kediaman pribadinya bersama sanak saudara dan sejumlah para tokoh Sumatera Utara pada 10 Maret 2024.
"Saya sudah putuskan untuk menjadi Gubernur Sumut lagi," ujar Edy Rahmyadi
Mantan Gubernur Sumatera Utara itu mengaku telah menjalin komunikasi ke sejumlah partai politik dan akan bersafari untuk meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Sumut.
"Tapi itu baru niat saya. Selanjutnya, seluruhnya tergantung rakyat, karena rakyat yang memilih siapa pemimpin yang diharapkannya. Yang pasti saya tidak mau menjadi pemimpin dengan cara yang tidak halal," kata dia.