Ahad 19 May 2024 09:34 WIB

Imbas Kebakaran di Dekat Overpass Manahan Solo, Puluhan Warga Mengungsi

Sejumlah pengungsi merupakan balita dan warga lansia.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Irfan Fitrat
Kebakaran terjadi di dekat Overpass Manahan, wilayah Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/5/2024).
Foto: Dok Republika
Kebakaran terjadi di dekat Overpass Manahan, wilayah Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Puluhan warga dilaporkan mengungsi sementara imbas kebakaran yang melanda sejumlah rumah di dekat Overpass Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah. Warga terdampak kebakaran itu difasilitasi di pendopo Kelurahan Manahan.

Di antara sejumlah pengungsi itu ada balita dan warga lanjut usia (lansia). “Sementara, untuk korban kita tampung di Kelurahan Manahan. Yang kami data ada sembilan kepala keluarga (KK) dan 25 orang warga. Balita lima orang dan lansia empat orang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo Nico Agus Putranto, Sabtu (18/5/2024).

Baca Juga

Nico mengatakan, BPBD Kota Solo bersama sejumlah instansi terkait berupaya memenuhi kebutuhan mendesak warga yang mengungsi. Ia mencontohkan, Dinas Sosial menyediakan matras. Ada juga pelayanan kesehatan yang diberikan Dinas Kesehatan. “Kita belum rencanakan untuk membuat dapur umum, kita nanti akan suplai makanan langsung ke warga,” ujar dia.

Sejumlah rumah warga di dekat Overpass Manahan itu dilanda kebakaran pada Jumat (17/5/2024). Lurah Manahan, Syaefudin, mengatakan, tempat pengungsian untuk warga terdampak kebakaran itu akan dibuka selama tiga hari. Menurut dia, beberapa warga berencana untuk tinggal sementara di rumah sanak saudaranya. “Ada yang sudah dijemput keluarga, ada yang masih di pendopo,” katanya.

Berdasarkan data, Syaefudin mengatakan, dari puluhan warga yang terdampak kebakaran, hanya tiga orang dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Manahan, Kota Solo. “Sisanya ber-KTP luar kota, cuma domisilinya di sini,” ujar dia.

Soal kepemilikan tanah dari sembilan rumah yang terdampak kebakaran, menurut Syaefudin, hanya satu yang memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM). Ditanya ihwal perbaikan rumah yang terbakar, ia menyebut akan dibahas dengan instansi terkait. “Karena ini musibah ya, tentu nanti kita bahas dengan semua pihak, tidak bisa kelurahan sendiri. Yang penting kita pulihkan warga dulu dari trauma,” kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement