Selasa 21 May 2024 15:10 WIB

Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa Gyeongsang National University (GNU)

Gelar diberikan karena Airlangga dianggap berjasa pada hubungan Indonesia-Korea.

Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat P
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JINJU -- Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan telah terjalin lebih dari 50 tahun. Hubungan erat antara kedua negara terus didorong, utamanya dalam sektor ekonomi, perdagangan, dan investasi. Korea Selatan sendiri menduduki peringkat ke-7 realisasi investasi di Indonesia pada periode tahun 2023 dengan nilai investasi sebesar 2,5 miliar dolar AS

Untuk mempererat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto aktif melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah dan pengusaha dari Korea Selatan. Atas upayanya mendorong dan menjaga kolaborasi kedua negara khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan pendidikan, Menko Airlangga dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Gyeongsang National University (GNU) di Kota Jinju, Korea Selatan, Selasa (21/5/2024).

Baca Juga

“Saya tentunya sangat berterima kasih atas apresiasi yang luar biasa dari Gyeongsang National University. Dengan semangat kemitraan yang saling memberikan dukungan, ke depan saya berharap agar kerja sama strategis di berbagai bidang antara Indonesia dengan Korea Selatan dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang besar bagi kedua negara,” ungkap Menko Airlangga, dalam keterangan pers.

Pengakuan bergengsi tersebut merupakan apresiasi atas dukungan penuh dan dedikasi Menko Airlangga dalam mendorong kolaborasi dan kemitraan antara Indonesia dan Korea Selatan. Penghargaan diberikan langsung oleh President of GNU Kwon Soon-Ki. Dalam penganugerahan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan orasi ilmiah yang menggambarkan tentang Visi Indonesia Emas 2045, kondisi ekonomi dan geopolitik global, strategi pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan panjang, dan komitmen terhadap kerja sama dan reformasi global.