Rabu 22 May 2024 15:25 WIB

Bayer Leverkusen Menyongsong Kejayaan tanpa Cela di Sepak Bola Eropa

Bayer Leverkusen akan menghadapi Atalanta di final Liga Europa.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso mengangkat trofi juara Bundesliga. Leverkusen akan menghadapi Atalanta di final Liga Europa.
Foto: AP Photo/ Michael Probst
Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso mengangkat trofi juara Bundesliga. Leverkusen akan menghadapi Atalanta di final Liga Europa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayer Leverkusen hanya berjarak dua pertandingan lagi menuju kejayaan tanpa cela di sepak bola Eropa. Juara baru Jerman ini akan menjalani dua final piala dalam selang tiga hari, pertama melawan Atalanta di Liga Europa, Kamis (23/5/2024) dini hari WIB, kemudian meladeni Kaiserslautern di Piala Jerman (DFB Pokal).

Leverkusen akan diunggulkan untuk juara Piala Jerman melawan tim yang finis di urutan ke-13 di divisi dua, tidak jauh dari zona babak playoff degradasi. Maka tantangan terbesar yang tersisa bagi tim pelatih Xabi Alonso dalam mencetak sejarah tersebut adalah pertandingan ke-52 mereka musim ini di Dublin Arena, Irlandia, melawan Atalanta yang menyelesaikan musim dengan baik.

Baca Juga

Rasanya pas karena Liga Europa sudah menjadi drama reguler bagi Leverkusen. Tiga kali dalam enam pertandingan di babak gugur, Leverkusen tertinggal 2-0 hingga babak kedua dan masih tertinggal memasuki waktu tambahan. Ini terjadi pada kedua pertandingan babak 16 besar melawan Qarabag dan leg kedua semifinal melawan Roma.

“Kepercayaan diri kami terus mendorong kami,” kata Alonso, Selasa. “Saya pikir keyakinan itu penting untuk pola pikir kami.

Dalam pertandingan Eropa lainnya yang menyelamatkan rekor lainnya, die Werkself membutuhkan gol pada menit ke-89 dari bek sayap Jeremie Frimpong untuk bermain imbang 1-1 dan tetap tak terkalahkan.

“Kami tidak ingin menunggu hingga detik-detik terakhir pertandingan. Kami ingin memperjelasnya lebih awal,” kata Patrick Schick, yang tiga golnya pada masa tambahan waktu melawan Qarabag pada bulan Maret menjadi kunci untuk unggul agregat 5-4.  

Bek Atalanta, Berat Djimsiti, mengakui motivasinya bertambah dalam upaya menjadi tim yang mengalahkan Leverkusen musim ini. “Mereka telah mencapai beberapa hal luar biasa musim ini,” kata Djimsiti.

Ada komentar miring soal kiprah Leverkusen di Eropa karena hanya bermain di kompetisi "kelas dua". Namun Manchester United pada tahun 1999, Inter Milan pada tahun 2010, Barcelona pada tahun 2011 dan Manchester City tahun lalu juga kalah dalam beberapa pertandingan sebelum mencetak treble. Masing-masing memulai musim mereka dengan skuad mapan penuh bintang yang dipimpin oleh para pelatih kelas satu semacam Alex Ferguson, Jose Mourinho, dan Pep Guardiola – yang telah memenangkan banyak trofi domestik dan Eropa.

Berbeda dengan Leverkusen, ini merupakan musim penuh pertama Alonso melatih di level teratas. Timnya berada dalam masalah degradasi musim lalu. Tidak ada transfer superstar pada musim panas. Namun kondisi ini tak menghalangi Leverkusen mencatatkan sejarah.

“Sangat menikmatinya,” kata Alonso yang berusia 42 tahun. “Energi di ruang ganti sangat bagus dan mentalitas yang kami tunjukkan sepanjang tahun sungguh fantastis.”

 

Alonso dua kali...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement