Senin 03 Jun 2024 17:00 WIB

Biaya Produksi Sebabkan Mahalnya Harga Beras dan Gabah

Bapanas kembali memperpanjang relaksasi HET beras medium dan premium.

Red: Satria K Yudha
Operator mengoperasikan mesin pertanian untuk memanen padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Ahad (7/4/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Operator mengoperasikan mesin pertanian untuk memanen padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Ahad (7/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, biaya produksi menjadi faktor penyebab tingginya harga gabah dan beras di masyarakat. Untuk menjaga keseimbangan harga dan pasokan, Bapanas terus menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET)

“Tingginya harga gabah dan beras di masyarakat disebabkan oleh besaran biaya produksi yang antara lain mencakup biaya sewa lahan, upah tenaga kerja, pupuk, dan lain sebagainya,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Senin (3/6/2024)

Baca Juga

Untuk itu, lanjut Arief, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan guna mewujudkan kewajaran harga di setiap tingkatan baik produsen, pedagang, maupun masyarakat dengan menetapkan HET sesuai dengan kondisi kekinian.

"Sebagaimana telah disampaikan bapak Presiden (Joko Widodo) tingginya HET beras memang disesuaikan dengan biaya produksi sehingga pemerintah dapat menjamin keseimbangan dan kewajaran harga di seluruh tingkatan,” jelas Arief.