Sabtu 30 Jul 2016 07:00 WIB

Menghabisi Preman di Zaman Soeharto Lewat Operasi Petrus

Sniper.     (ilustrasi)
Foto: EPA/Dennis M. Sabangan
Sniper. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Pada akhir 1970-an dan 1980-an, surat-surat kabar sering memberitakan penemuan mayat dalam karung di jalan. Bahkan, ada yang nyungsep, mengambang di sungai, serta tergeletak di semak-semak. Masyarakat kala itu sudah menduga mayat-mayat itu korban petrus.

Petrus alias penembak misterius ada untuk membasmi preman di Jakarta. Operasi dilakukan atas perintah Panglima ABRI Jenderal LB Moerdani. Operasi ini pernah mendapat kecaman dari kelompok hak asasi manusia, termasuk dari luar negeri.

Aksi kejahatan di Jakarta memang sudah berlangsung sejak lama. Dulu, peristiwanya disaksikan banyak orang. Setelah melakukan perampasan, penjahatnya tidak melarikan diri, tapi berkeliaran di tempat itu untuk beberapa menit kemudian mengulangi kejahatannya.

Itulah yang membuat Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta ketika itu, sewot dan menyatakan, "Banditisme di Ibu Kota harus ditumpas!"

Tapi, kejahatan tidak pernah surut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement