REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Kini banyak peristiwa kejahatan menimpa kaum wanita. Lebih-lebih pada malam hari, kaum wanita, ketika naik taksi, sering menjadi korban penodongan. Termasuk para ibu rumah tangga ketika kediamannya disatroni perampok.
Karena itu, di masyarakat Betawi terdahulu tradisi "maen pukulan" atau pencak silat sudah mendarah daging, termasuk di kalangan kaum wanita. Mereka belajar "maen pukulan" dari jurus dasar sampai jurus pamungkas.
Dalam cerita-cerita rakyat Betawi kerap kali muncul jago-jago dari kaum perempuan. Mereka dengan gagah membela rakyat tertindas, menentang pemimpin yang zalim, dan menegakkan amar makruf nahi mungkar.
Salah satu pendekar silat wanita yang cukup dikenal adalah Mirah, yang memperoleh gelar Singa Betina dari Marunda berkat keberanian dan kelihaiannya main giksaw. Mirah, dalam terminologi gender, bukan seorang tokoh emansipasi, melainkan seorang pejuang dalam arti sebenarnya.