REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Di masa kepemimpinan Presiden Sukarno, Indonesia menjadi rebutan dua negeri adidaya, Uni Soviet dan Amerika Serikat. Maka tak heran, ketika Sukarno terlihat mesra dengan Uni Soviet, AS pun seperti kebakaran jenggot dan menuding Bung Karno bermain mata dengan Blok Timur.
Mesranya hubungan RI-Soviet waktu itu tidak dapat dipisahkan dari persahabatan akrab antara Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Nikita Kruschev. Kruschev berbadan gemuk dan pendek. Kepalanya botak dan hanya sedikit ditumbuhi rambut yang sudah memutih.
Ada persamaan antara keduanya. Setidak-tidaknya ketidaksenangan mereka terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Bung Karno pernah mengecam PBB sebagai alat imperlias dan kolonial. Puncaknya Indonesia keluar dari organisasi dunia ini.
Sedangkan Kruschev pernah membuat heboh ketika berpidato di Sidang Umum PBB. Sambil berteriak mengecam AS, ia kemudian melepaskan sepatunya. Lalu berulang-ulang diketokkan ke meja tempat berpidato.