Sabtu 15 Jun 2024 20:36 WIB

UMJ Siap Buka Program Pendidikan Dokter Spesialis

UMJ akan terus meningkatkan akreditasi fakultas dan program studi.

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ) menjadi tuan rumah Workshop Pengembangan Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 (PPDS1), Dokter Gigi Spesialis (PPDGS1) dan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit.
Foto: UMJ
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ) menjadi tuan rumah Workshop Pengembangan Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 (PPDS1), Dokter Gigi Spesialis (PPDGS1) dan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ) menjadi tuan rumah Workshop Pengembangan Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 (PPDS1), Dokter Gigi Spesialis (PPDGS1) dan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit.

Workshop yang berlangsung di Auditorium dr Syafri Guricci, MSc, Sabtu (15/6/2024) ini dihadiri oleh Rektor dan Dekan FKK UMJ. Keduanya memberikan sambutan yang sangat baik terhadap kegiatan itu. Bahkan Rektor UMJ Prof Dr Ma’mun Murod, MSi, menyampaikan kesiapan UMJ mendirikan Program Spesialis.  

Menurutnya, kegiatan ini mengingatkan UMJ untuk menjadikan capaian akreditasi Unggul sebagai target utama. Ma’mun menyampaikan, UMJ akan terus meningkatkan akreditasi fakultas dan program studi. Dalam hal ini, FKK menjadi salah satu prioritas utama.

Ia berharap kegiatan ini menjadi kesempatan untuk memaksimalkan persiapan proses akreditasi. “Kalau FKK mencapai akreditasi Unggul, kita bisa membuka program spesialis. Kita siap membuka program spesialis baik itu spesialis dokter gigi atau yang lainnya,” lanjutnya.

Dekan FKK UMJ Dr dr Tri Ariguntar Wikaningtyas, SpPK, juga menyatakan hal yang sama. “Harpaannya setelah mendapatkan akreditasi Unggul, kami berencana akan membuka program Pendidikan Dokter Spesialis,” katanya.

Tri menambahkan, Fakultas Kedokteran dari setiap PTMA sangat berambisi untuk membuka program Pendidikan Dokter Spesialis dan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit. "Kami semua sangat ingin membuka Program Studi Spesialis. Diskusi ini sudah berjalan satu tahunan, ada beberapa yang sedang menunggu visitasi untuk akreditasi,” tambahnya.

Workshop tersebut diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) bersama Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah. Kegiatan ini mengundang Fakultas Kedokteran di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang sudah terakreditasi Unggul dan baik sekali.

Pada kesempatan yang sama, anggota Majelis Diktilitbang Prof dr Budu, PhD, SpM(K), MMed Ed, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan monitoring. Itu dilakukan pada Fakultas Kedokteran di lingkungan PTMA yang terakreditasi Unggul dan berencana membuka program Pendidikan Dokter Spesialis dan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit.

Kendati demikian, Prof Budu mengatakan FK dari PTMA lainnya turut diundang untuk menyimak dan merencanakan program spesialis yang akan dibuka di masing-masing universitas. Kegiatan ini penting mengingat jumlah amal usaha Muhammadiyah yang bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan kesehatan sangat banyak.

“Saat ini ada 120 rumah sakit, 170 perguruan tinggi, dan yang memiliki fakultas kedokteran ada 15 akan segera bertambah 8. Dengan diskusi ini kita berharap bisa saling berkolaborasi untuk mempercepat pengembangan pendidikan kedokteran di seluruh tanah air,” jelasnya saat diwawancarai di sela kegiatan.

Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang III Mohammad Adam Jerusalem, ST, SH, MT, PhD, Anggota Majelis Diktilitbang Prof Dr Harun Joko Prayitno, Ketua MPKU PP Muhammadiyah Dr.H Mohammad Agus Samsudin, MM, Wakil Ketua II MPKU dr. Mochammad Syafak Hanung, SpA, MPH, Direktur dan Wakil Direktur RS Islam Jakarta Cempaka Putih, serta seluruh dekan fakultas kedokteran di lingkungan PTMA.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement