Ahad 16 Jun 2024 15:39 WIB

Suara Umat: Survei Ungkap Satu dari Tiga Orang Boikot Merek Pro Israel

Negara mayoritas Muslim terlibat boikot merek, yakni Arab Saudi, UEA, dan Indonesia.

Red: Ani Nursalikah
Sejumlah orang mengikuti aksi damai bermiliar dukungan untuk Gaza dan Palestina di Kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Ahad (9/6/2024) .
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah orang mengikuti aksi damai bermiliar dukungan untuk Gaza dan Palestina di Kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Ahad (9/6/2024) .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari satu dari tiga orang mengatakan mereka memboikot merek yang dipandang mendukung Israel dalam genosida di Gaza. Negara-negara Teluk yang kaya minyak dan negara-negara mayoritas Muslim memimpin pemboikotan.

Edisi terbaru laporan tahunan Trust Barometer yang diterbitkan oleh firma hubungan masyarakat Edelman menggarisbawahi betapa tajamnya perpecahan akibat serangan Israel menyebabkan konsumen di seluruh dunia mengambil sikap yang tidak bisa diacuhkan.

Baca Juga

BACA JUGA: Doa Rasulullah Saat Wukuf di Arafah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Terjemahnya

Dilansir di Middle East Eye, Jumat (14/6/2024), jajak pendapat tersebut menyurvei 15 ribu konsumen di 15 negara, termasuk Prancis, Arab Saudi, Inggris, dan Amerika Serikat.

Jajak pendapat tersebut tidak menyebutkan siapa yang berpihak pada responden dalam genosida tersebut, namun dari lima negara teratas yang terlibat dalam pemboikotan merek di Gaza, tiga di antaranya adalah negara mayoritas Muslim: Arab Saudi, UEA, dan Indonesia.

India juga memiliki minoritas Muslim yang cukup besar. Jerman adalah negara kelima.

Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) mendapat perhatian di seluruh dunia karena bertujuan memberikan tekanan pada Israel atas pelanggaran hukum internasional dan penindasan terhadap warga Palestina. Namun, hal ini juga menghadapi tentangan keras dari AS dan negara-negara Barat lainnya yang memiliki banyak penduduk yang bersimpati kepada Israel.

Baca di halaman selanjutnya...

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ ۗ ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ
Dan sekiranya Al-Qur'an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah patut (Al-Qur'an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur'an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”

(QS. Fussilat ayat 44)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement