Senin 08 Jul 2024 09:09 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina mengatakan situasi kelaparan di Gaza utara menjadi semakin mengerikan karena pertempuran antara Israel dan Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda mereda setelah sembilan bulan perang dahsyat tersebut berakhir.
Banyak yang memperingatkan bahwa kelaparan sedang menyebar di wilayah tersebut karena orang-orang yang lelah dengan perang tidak mampu membeli makanan kaleng dari pasar, itupun jika tersedia.
“Situasinya tragis dalam segala hal. Kelaparan telah kembali terjadi sekarang,” kata Tayseir al-Najjar, seorang pengungsi Palestina yang putrinya berusia 16 tahun tewas dalam perang tersebut.
Pria tersebut, yang telah beberapa kali mengungsi sejak perang dimulai, berbicara ketika dia sedang mencari makanan untuk keluarganya di pasar terbuka di kamp pengungsi utara Jabaliya.
“Skenarionya sama. Kami sedang mencari di pasar (terbuka). Seperti yang Anda lihat, ini buka n pasar,” katanya seraya menambahkan bahwa sebagian besar barang yang tersedia di pasar adalah rempah-rempah dan makanan kaleng.
“Harganya melonjak, dan di luar jangkauan masyarakat,” ujarnya.
Walid Hegazi, warga Jabaliya yang rumahnya rusak akibat perang, mengatakan makanan kaleng saja tidak mencukupi, bahkan mereka tidak mampu membeli makanan karena kekurangan dana.
“Tidak ada uang, saya pekerja. saya tidak bekerja. Tidak ada pemasukan,” katanya, sambil mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk di wilayah tersebut.
“Pasien jantung telah meninggal. Gagal ginjal, dan pasien kanker telah meninggal. Orang-orang tua telah meninggal. Remaja tidak bisa berjalan,” ujarnya.
08 July 2024, 05:54 WIB