Sabtu 13 Jul 2024 06:29 WIB

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Hujan Lebat Disertai Petir Guyur 10 Provinsi pada Sabtu

BMKG juga memprediksi angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah daerah.

Pengendara menerobos genangan air yang menutupi ruas jalan H.R Rasuna Said, Jakarta, Rabu (3/4/2024). Genangan tersebut disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi serta aliran drainase yang meluap sehingga menyebabkam lalu lintas tersendat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara menerobos genangan air yang menutupi ruas jalan H.R Rasuna Said, Jakarta, Rabu (3/4/2024). Genangan tersebut disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi serta aliran drainase yang meluap sehingga menyebabkam lalu lintas tersendat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI memprakirakan sebanyak sepuluh provinsi di Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat pada Sabtu (13/7/2024).

 

Baca Juga

Sebagaimana dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Sabtu pagi, daerah yang berpotensi diterjang hujan lebat itu adalah Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Selain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir berpotensi terjadi di sepuluh provinsi, yakni Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua Barat.

 

Lalu, ada pula peringatan mengenai potensi turunnya hujan yang disertai dampak seperti banjir di sejumlah daerah meliputi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.

 

Berikutnya, BMKG memprediksi angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah daerah, yaitu Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.

 

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto telah menjelaskan potensi dampak bencana akibat hujan di sejumlah wilayah Indonesia yang masih tinggi bisa saja terjadi, meskipun sebenarnya sudah mulai memasuki musim kemarau.

 

"Potensi peningkatan hujan dipicu oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif berada di wilayah Indonesia, yakni fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik dan La Nina juga semakin memperkuat potensi pembentukan awan penghujan itu," ujar Guswanto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement