REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menetapkan status siaga bencana kekeringan. Status itu diterapkan hingga 31 Agustus 2024 karena wilayah terdampak kekeringan meluas.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Purwono mengatakan, status siaga bencana sebagai langkah sigap BPBD karena banyaknya warga yang mengajukan permohonan air bersih. "BPBD Kabupaten Gunungkidul sendiri sudah menyiapkan 1.000 tangki air untuk mengantisipasi kekeringan," kata Purwono usai Apel Siaga Darurat Kekeringan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2024 di Alun-alun Wonosari, Senin (15/7/2024).
Ia mengatakan dari 1.000 tangki air sampai saat ini sudah terdistribusi 288 tangki ke lima kapanewon (kecamatan) meliputi dari Panggang, Saptosari, Tepus, Girisubo, dan Rongkop. Selain dari BPBD, anggaran bantuan air juga diberikan 13 kapanewon yang memiliki anggaran droping air bersih.
"Dari 1.000 tangki kita perkirakan persediaan cukup sampai Oktober, karena ketika di bulan Agustus berakhir dan kondisi masih seperti ini akan kita perpanjang status siaga bencana," katanya.
Dia mengatakan ada dari berbagai unsur yang terlibat dalam penanganan siaga bencana kekeringan pada tahun ini. "Ada dari TNI-Polri, Tagana, dan juga dari dinas pertanian dalam upaya menjaga ketahanan pangan," kata Purwono.
Purwono mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam pemakaian air, matikan keran bila tidak perlu. Ia juga mengingatkan untuk mewaspadai kebakaran selama musim kemarau.
"Di masa kekeringan ini juga ada potensi kebakaran lahan dan pemukiman. Harus erhati-hati dan hindari pembakaran pembakaran yang tidak perlu," katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan upaya mengantisipasi bencana dilakukan melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. "Seperti kita ketahui bahwa Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi kerawanan bencana yang cukup tinggi di wilayah DIY, salah satu bencana yang berpotensi melanda wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah kekeringan," katanya.
Menurutnya, untuk mencegah dan menekan potensi bencana tersebut, Pemkab Gunungkidul telah mempersiapkan mitigasi dengan salah satunya memanfaatkan sumber air secara efektif dan efisien serta membuat juga memperbanyak resapan air.
"Keterlibatan dan peran aktif seluruh unsur masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana akan menjadi poin penting dalam mewujudkan masyarakat Gunungkidul yang peka, tanggap, dan tangguh dalam menghadapi kemungkinan risiko bencana kekeringan ini," kata Sunaryanta.