REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Sinai disebut juga sebagai Bukit Tur yang berada di wilayah geografis negara Mesir. Dalam ayat pertama Surat at-Tur, Allah bersumpah demi Gunung Sinai. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَالطُّوْرِۙ
Waṭ-ṭūr(i).
Demi Gunung (Sinai), (QS At-Tur Ayat 1)
Allah juga mengawali Surat at-Tin dengan bersumpah demi tempat-tempat tertentu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ
Wa ṭūri sīnīn(a).
Demi Gunung Sinai (QS At-Tin Ayat 2)
Pada ayat kedua Surat at-Tin, Allah bersumpah demi Gunung Sinai, yang tidak lain adalah Bukit Tur atau Tursina. Gunung Sinai dipercaya sebagai tempat turunnya perintah Allah kepada Nabi Musa untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan Firaun di Mesir. Peristiwa ini dapat dibaca dalam beberapa ayat Alquran, seperti Surat Thaha ayat 9 sampai 36 dan Surat al-Qasas Ayat 29 sampai 35.
Gunung Sinai ini pula yang dipercaya menjadi tempat singgah ketika Nabi Musa bersama Bani Israil keluar dari Mesir. Sementara itu, tempat Nabi Musa menghadap Allah melaporkan selesainya tugas membebaskan Bani Israil. Peristiwa tersebut dapat dibaca pada Surat al-A‘raf Ayat 142 sampai 143 dan Surat Thaha Ayat 83 sampai 84.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
۞ وَوٰعَدْنَا مُوْسٰى ثَلٰثِيْنَ لَيْلَةً وَّاَتْمَمْنٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيْقَاتُ رَبِّهٖٓ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ۚوَقَالَ مُوْسٰى لِاَخِيْهِ هٰرُوْنَ اخْلُفْنِيْ فِيْ قَوْمِيْ وَاَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيْلَ الْمُفْسِدِيْنَ
Kami telah menjanjikan Musa (untuk memberikan kitab Taurat setelah bermunajat selama) tiga puluh malam. Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi). Maka, lengkaplah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Musa berkata kepada saudaranya, (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-A‘raf Ayat 142)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ
Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.” (QS Al-A‘raf Ayat 143)