Kamis 01 Aug 2024 15:22 WIB

UMS Raih Peringkat Pertama se-PTS dan PTMA dalam Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe

Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe berhubungan dengan Catur Dharma yang kedua.

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mmenjadi peringkat pertama se-Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia dalam jumlah penerima Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024. terbanyak dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Ristek.
Foto: Humas UMS
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mmenjadi peringkat pertama se-Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia dalam jumlah penerima Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024. terbanyak dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Ristek.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali memancarkan sinarnya dengan menjadi peringkat pertama se-Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia dalam jumlah penerima Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024. terbanyak dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Ristek.

Dalam rangka membangun ekosistem riset dan inovasi di perguruan tinggi serta untuk memfasilitasi prototipe hasil penelitian dan pengembangan perguruan tinggi untuk dapat diterapkan di masyarakat, DRTPM Kemendikbud Ristek memberikan kesempatan kepada dosen/peneliti di lingkungan Ditjen Dikti Ristek untuk mengusulkan proposal Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun Anggaran 2024.

Kabid Riset Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS, Ambarwati  mengatakan Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe berhubungan dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi yang kedua yaitu penelitian, karena memang prototipe itu lanjutan dari penelitian yang sudah ada. Program itu juga berhubungan dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi yang ke-3 yaitu pengabdian masyarakat.

"Jadi, prototipe yang dikembangkan nanti bisa dihiliriasasi, salah satunya yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)," lanjut Ambarwati, Rabu (31/7/2024).

Selain menjadi peringkat pertama se-PTS Indonesia, dengan total tujuh proposal yang berhasil lolos didanai DRTPM itu membawa UMS juga menjadi kampus peringkat pertama se-Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah seluruh Indonesia. Ambarwati juga membeberkan bagaimana UMS bisa lolos pendanaan proposal itu.

"Dari pengalaman tahun lalu, kita pelajari sebenarnya hibah prototype itu apa saja. Kita juga menghadirkan narasumber dari DRTPM yang memang mengkoordinasi tentang bantuan prototype itu," papar Kabid Riset.

Kemudian, lanjutnya, LRI mengundang dosen UMS yang berminat, lalu dilakukan pendampingan. Karena terdapat ketentuan bahwa peneliti yang telah mendapatkan Skema Riset Reguler tidak bisa mengajukan Program Prototipe.

“Maka kita mengidentifikasi peneliti, kemudian kita undang dan dampingi dalam menulis bersama serta kita lakukan klinik dan pendampingan yang kita kawal sampai submit,” katanya.

Berkat 7 proposal yang dapat membawa UMS menjadi peringkat pertama PTS dan PTMA Indonesia, Kabis Riset mewakili LRI, mengucapkan syukur Alhamdulillah dan berterimakasih kepada seluruh dosen yang berpartisipasi serta berterima kasih juga kepada UMS atas segala fasilitas yang diberikan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement