Kamis 01 Aug 2024 22:11 WIB

Keutamaan Infak

Berinfak adalah amalan sederhana yang kerap diabaikan banyak Muslim.

berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi
Foto: Republika
berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Berinfak adalah amalan sederhana yang kerap diabaikan banyak Muslim. Padahal kalau saja tahu keutamaannya, amalan sederhana tersebut bisa menyelamatkan seorang Muslim dari api neraka.

Muslim yang senantiasa berinfak atau mengeluarkan hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan, maka dapat dikatakan bahwa dia menganggap hartanya itu bukan miliknya melainkan milik Allah.

Baca Juga

Allah SWT berfirman, "...dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu." (QS An-Nur ayat 33).

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan bahwa salah satu ciri orang beriman ialah orang yang menjaga kehormatan dan martabatnya, yaitu dengan tidak meminta-minta kecuali dalam keadaan terdesak.

Ketika seorang Muslim rajin mengeluarkan hartanya untuk infak, sekalipun besaran harta yang dikeluarkan itu kecil, maka sungguh amalan tersebut bisa menjadi penyelamat baginya kelak di akhirat dan menjadi penyelamatnya dari api neraka.

Allah SWT berfirman, "Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya." (QS An-Nisa ayat 40)

Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, bahwa sedekah terbaik adalah yang bersumber dari sisa harta setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendasar.

Dalilnya sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sedekah yang paling utama ialah yang diambil dari sisa kebutuhan sendiri. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, dan mulailah--memberi--orang yang menjadi tanggunganmu." (HR an-Nasai)

Hadits itu sekaligus menunjukkan perintah kepada setiap Muslim untuk bekerja, tidak bermalas-malasan, tidak meminta-minta, dan tidak pula sengaja mendekati orang-orang kaya untuk lari dari masalah ekonomi yang menderanya. Sebagaimana ajaran Nabi SAW, bahwa salah satu ciri mukmin adalah menjaga kehormatan, harga diri, dan martabat.

Sumber:

https://islamonline.net/%D9%85%D8%A7%D8%B0%D8%A7-%D9%8A%D9%86%D8%AC%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%A8%D8%AF-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A7%D8%B1%D8%9F/

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement