Rabu 07 Aug 2024 09:57 WIB

WFP Kesulitan Kumpulkan Dana Respons Kekeringan di Afrika

Zambia, Malawi dan Zimbabwe sudah mendeklarasikan masa darurat bencana.

Rep: Lintar Satria/Reuters/ Red: Indira Rezkisari
Komunitas Ceel Dheere terlihat di Somaliland, wilayah semi-otonom Somalia, pada 14 Maret 2022. Diperkirakan 13 juta orang menghadapi kelaparan parah di Tanduk Afrika sebagai akibat dari kondisi kekeringan yang terus-menerus, menurut PBB.
Foto: Daniel Jukes/ActionAid via AP
Komunitas Ceel Dheere terlihat di Somaliland, wilayah semi-otonom Somalia, pada 14 Maret 2022. Diperkirakan 13 juta orang menghadapi kelaparan parah di Tanduk Afrika sebagai akibat dari kondisi kekeringan yang terus-menerus, menurut PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Program Pangan PBB (WFP) kesulitan mengumpulkan dana sebesar 400 juta dolar AS untuk merespons kekeringan di selatan Afrika. Juru bicara WFP untuk kawasan Selatan Afrika Tomson Phiri mengatakan WFP baru berhasil mengumpulkan seperlima dari dana yang dibutuhkan untuk membantu tujuh negara di kawasan.

Pada Selasa (7/8/2024) Phiri mengatakan pendanaan lingkungan semakin sulit sementara kekeringan meningkatkan kebutuhan pangan di kawasan. Kawasan Selatan Afrika mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Baca Juga

Zambia, Malawi dan Zimbabwe sudah mendeklarasikan masa darurat bencana. Kekeringan disebabkan fenomena alam El Nino yang dapat mengubah pola cuaca, meningkatkan suhu musiman, curah hujan dan merusak hasil panen.

Pada Mei lalu Phiri mengatakan sekitar 70 persen populasi di kawasan Selatan Afrika mengandalkan pertanian yang membutuhkan hujan. Panen mereka "musnah" karena sedikitnya hujan yang turun.