REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Inggris tampaknya telah menangguhkan penerbitan lisensi baru untuk ekspor senjata ke Israel di tengah ketegangan di Timur Tengah, demikian menurut laporan The Guardian pada Selasa (6/8/2024), mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Pada Juni, The Guardian melaporkan Inggris telah mengeluarkan lebih dari 100 lisensi ekspor untuk senjata dan barang-barang dengan penggunaan ganda ke Israel sejak 7 Oktober 2023.
Proses penerbitan lisensi baru telah ditangguhkan menunggu hasil tinjauan pemerintah, menurut laporan tersebut. Tinjauan itu bertujuan menilai tuduhan terbaru bahwa Israel melanggar hukum humaniter internasional di Jalur Gaza. Pihak berwenang Inggris dilaporkan mencoba membedakan antara senjata yang dipasok ke Israel untuk tujuan defensif dan ofensif.
Proses ini memakan waktu lama karena pihak berwenang harus memastikan setiap keputusan menangguhkan pengiriman senjata yang sah secara hukum dan mematuhi undang-undang lisensi ekspor senjata, kata The Guardian.
Seorang juru bicara Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris membantah tuduhan tersebut.
"Tidak ada perubahan dalam pendekatan kami terhadap lisensi ekspor ke Israel. Kami terus meninjau aplikasi lisensi ekspor berdasarkan kriteria lisensi ekspor strategis secara kasus per kasus," kata mereka kepada surat kabar tersebut.
Pada Mei, mantan menteri luar negeri Inggris David Cameron mengatakan tidak berencana menghentikan pasokan senjata ke Israel. Anggota parlemen dari Partai Buruh Inggris Fabian Hamilton mengatakan negara tersebut akan menghentikan penjualan senjata ke Israel dan Arab Saudi jika Partai Buruh memenangi pemilihan umum.