REPUBLIKA.CO.ID,
Ajaran Islam untuk Menyikapi Pemimpin Zalim
Dalam Islam, menghadapi pemimpin yang zalim memiliki beberapa pendekatan yang diatur oleh syariat. Prinsip-prinsip berikut sering kali dijadikan panduan:
1. Sabar dan Doa
Rasulullah SWW bersabda , ”Barangsiapa yang mendapatkan dari pemimpin(nya) sesuatu yang tidak menyenangkan, maka hendaklah bersabar. (Karena) sesungguhnya, barangsiapa yang keluar dari pemimpin, maka meninggal dalam keadaan jahiliyah.” (HR Bukhari)
2. Menghindari Fitnah dan Kekacauan
Islam mengutamakan perdamaian dan mencegah kerusakan yang lebih besar. Jika melawan penguasa zalim secara langsung dapat menimbulkan kekacauan dan fitnah, maka dianjurkan untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang bisa memperburuk keadaan.
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
"Hancurnya dunia ini lebih ringan (dosanya) daripada terbunuhnya seorang muslim." (HR. Tirmidzi)
3. Memberikan Nasihat dengan Hikmah
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk memberikan nasihat kepada penguasa dengan cara yang bijak dan santun. Hal ini bisa dilakukan dengan pendekatan yang penuh hikmah, tanpa menimbulkan permusuhan atau konflik yang lebih besar.
4. Menyebarkan Kebenaran dan Keadilan
Rasulullah menjelaskan tentang keutamaan mengucapkan sesuatu yang hak di hadapan penguasa zalim.
“Sebaik-baik jihad adalah ucapan yang hak di sisi pemimpin yang zalim." (HR Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah). Jihad ini tentu dilakukan dengan kalimat yang baik sebagaimana Nabi Musa dan Nabi Harun diutus Allah untuk berdakwah kepada Fir’aun.
5. Memohon Pertolongan Allah
Memohon perlindungan dan pertolongan Allah melalui ibadah, seperti shalat, doa, dan amal saleh, agar diberi kekuatan menghadapi kezaliman dan agar Allah memberikan hidayah kepada penguasa yang zalim.
6. Tidak Membenarkan Kezaliman
Meskipun harus bersabar, Islam tetap menekankan agar tidak membenarkan atau mendukung kedzaliman. Jika memungkinkan, umat Islam harus berusaha menghindar dari tindakan yang mendukung atau memperkuat posisi penguasa yang dzalim.
Sumber: Republika, Pengolah: Muhyiddin/Hafil, Ilustrator: