Kamis 22 Aug 2024 19:51 WIB

Honda Ungkap Alasan Utama Melorotnya Penjualan Otomotif di Tanah Air

Semester awal 2024, penjualan otomotif hanya bisa mencapai 408.012 unit

Sejumlah Mobil Honda dipamerkan saat Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD, Tangerang,Banten (18/7/2024). Honda menilai NPL pengaruhi rendahnya penjualan kendaraan
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah Mobil Honda dipamerkan saat Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD, Tangerang,Banten (18/7/2024). Honda menilai NPL pengaruhi rendahnya penjualan kendaraan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sales and Marketing After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengatakan terdapat beberapa faktor industri otomotif mengalami gairah yang tidak begitu positif di tahun ini.

“Faktor ekonomi global yang pertama, kemudian ada masa pemilu terus kemudian faktor ekonomi nasional juga dan NPL juga tinggi ya kadang 6 persen,” kata Yusak Billy.

Dengan begitu, perusahaan yang bergerak di jasa pembiayaan memberikan pengetatan terhadap nasabah yang hendak melakukan pembelian kendaraan baru di tahun 2024 ini.

Menurutnya, perlu adanya pembahasan lebih lanjut bersama dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam hal pembiayaan, sehingga penjualan kendaraan di Indonesia bisa lebih meningkat.

“Itu yang perlu kita komunikasikan dengan badan pembiayaan, untuk lebih meringankan masyarakat dalam memiliki mobil. Kalau permintaan untuk beli mobil banyak, cuma approval ini diperketat sama mereka,” ujar dia.

Melihat data Gaikindo pada semester I, industri otomotif mengalami penyusutan yang cukup besar sampai dengan 19,5 persen. Semester awal 2024, penjualan otomotif hanya bisa mencapai 408.012 unit dan menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 506.427 unit pada 2023 untuk wholesales.

Sedangkan ritel, industri ini hanya berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 431.987 unit atau turun sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya yang berhasil mencapai 502.533 unit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement