REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh warga Makkah menggelari Muhammad SAW sebagai al-Amin, artinya 'orang yang dapat dipercaya'. Sebab, beliau tidak pernah satu kali pun mengatakan kebohongan. Selain itu, sifatnya sangat berintegritas, amanah, dan cerdas.
Sifat-sifat mulia itulah yang mendorong Nabi SAW untuk bisa menemukan solusi cerdas yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Kecenderungan itu sudah nyata bahkan sebelum beliau menerima risalah kenabian dari Allah SWT.
Saat Nabi SAW berusia 35 tahun, orang-orang Quraisy di Makkah hendak merenovasi Ka'bah. Sebab, bangunan suci itu terkena dampak bencana banjir sehingga perlu perbaikan segera.
Tugas pun dibag-bagi. Kabilah Abdi Manaf dan Bani Zuhrah mengerjakan renovasi pintu-pintu Masjid al-Haram. Kabilah Mahzum dan rekan-rekan membetulkan Ruknul Aswad dan Ruknul Yamani. Suku Jumah dan Saham menggarap pemugaran bagian belakang Ka'bah. Bagian samping Hijir dikerjakan Bani Abdul Dar bin Qushay, Bani Asan bin Uzza bin Qushay, dan Bani Adi.