REPUBLIKA.CO.ID, LAGINA -- Pekerjaan restorasi sedang berlangsung di Kuil Hecate yang berusia 3.000 tahun di Lagina, Provinsi Mugla, Turkiye bagian barat daya. Kuil yang merupakan situs keagamaan kuno tersebut dulunya merupakan pusat kepercayaan pagan. Situs tersebut salah satu peninggalan paling signifikan dari wilayah Karia kuno.
Kepala Tim Ekskavasi Lagina, Profesor Bilal Sogut mencatat,tim sudah bekerja sepanjang tahun, melakukan penggalian, restorasi, dan kegiatan gambar di situs tersebut. Dia menekankan, Lagina, salah satu dari dua pusat keagamaan kota kuno Stratonikeia, sangat penting karena adanya kuil yang didedikasikan untuk dewi kuno Hecate.
Baca: Perusahaan Pertahanan RI Teken Kontrak dengan Industri Pertahanan Indonesia
TRT World melaporkan, kuil tersebut adalah area suci dan menjadi kuil terbesar yang diketahui didedikasikan untuk Dewi Hecate, yang dianggap memiliki kekuatan sihir, ilmu gaib, dan bulan. Arkeolog saat ini fokus untuk mendirikan kembali struktur atas kolom-kolom yang mengelilingi naos, area paling suci dari kuil tersebut.
Sogut menjelaskan, mereka melakukan pekerjaan penggalian, gambar, dan anastylosis sementara, membangun kembali struktur atas kuil dari blok-blok asli yang ditemukan selama penggalian, tanpa menambahkan elemen baru. Dia juga mencatat, blok-blok dari kuil yang berasal dari 2.100 tahun yang lalu sedang diposisikan kembali dengan hati-hati ke lokasi aslinya.
Baca: Prabowo Ingin RI Tingkatkan Kerja Sama dengan Industri Pertahanan RI
Sambil restorasi berlanjut, tim sedang bekerja untuk merakit kembali naos dan kolom-kolom yang mengelilinginya, yang dikenal sebagai peristasis. Langkah itu guna melestarikan harta budaya kuno ini untuk generasi mendatang.
Karia, wilayah kuno yang menjadi rumah bagi Lagina, terletak di bagian barat daya Anatolia, Turkiye modern yang berlokasi di sepanjang Pantai Aegea. Wilayah tersebut berbatasan dengan Lydia di utara, Lycia di tenggara, dan Phrygia di timur laut.
Wilayah itu juga mencakup kota-kota kunci, seperti Halicarnassus (sekarang Bodrum), Mylasa (Milas), dan Alinda. Karia dikenal karena budayanya yang khas, menggabungkan pengaruh Yunani, Anatolia, dan Persia.
Baca: Kim Jong-un Bersumpah Perkuat Korut dengan Senjata Nuklir