RUZKA REPUBLIKA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok komitmen untuk terus berupaya menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Depok, baik di hulu atau rumah tangga maupun di hilir atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
Pemkot Depok sedang intensif melakukan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah.
Adapun pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat mulai dari skala lingkungan terkecil.
“Kegiatan memilah sampah dari rumah tangga terus kita ajarkan kembali kepada masyarakat. Kami mulai dari lingkungan kecil, seperti RT dan RW, dengan harapan mereka bisa mengolah sampah di rumah sendiri,” ujar Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Nina Suzana dalam keterangan yang diterima, Ahad (22/09/2024).
Baca Juga: Bertambah dari Tahun Lalu, 13 Peneliti UI Masuk Top Scientist Worldwide 2024
Satgas Penanganan Sampah Kota Depok telah membagi tanggung jawab penanganan sampah di hulu dan di hilir kepada setiap Perangkat Daerah (PD).
"Masing-masing, PD sudah ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk tiap kecamatan, aktif memberikan pendampingan kepada warga," terang Nina.
Lanjut Nina, pendampingan mencakup edukasi tentang cara memilah sampah dengan benar, serta bagaimana mengelola sampah organik dengan metode seperti lubang biopori dan budidaya maggot.
Baca Juga: Pilkada 2024, KPU Umumkan Penetapan Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Ada 2 Paslon
“DLHK Kota Dwpok juga siap memberikan bantuan teknis jika diperlukan, sehingga setiap RT dan RW bisa mandiri dalam mengelola sampahnya. Harapannya, hanya sebagian kecil sampah yang akan dibawa ke TPA. Target kami, pada Desember ini sudah bisa terlihat pengurangan signifikan sampah yang masuk ke TPA,” jelasnya.
Nina juga menekankan bahwa Pemkot Depok mendorong masyarakat untuk memanfaatkan bank sampah dan pelapak di lingkungan masing-masing untuk menjual sampah yang bisa didaur ulang, atau memanfaatkan metode pengolahan sampah organik seperti biopori dan maggot.
Dibeberapa wilayah sudah berhasil menerapkan metode ini dan diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain.
Baca Juga: Hore! Pj Sekda Depok Bolehkan Pasar Tani dan UMKM Jualan di Halaman Balai Kota
“Tantangannya adalah bagaimana wilayah yang sudah berhasil, seperti RW yang sudah punya bank sampah atau mengelola maggot, bisa dijadikan contoh bagi RW lain. Ini adalah solusi yang tidak hanya menguntungkan lingkungan, tetapi juga bisa memberikan keuntungan finansial bagi masyarakat,” paparnya.
Nina menyebutkan upaya lain yang dilakukan ialah kolaborasi antara DLHK dengan PT Biomagg serta komunitas lainnya dalam memastikan hasil pengelolaan sampah, seperti pupuk organik dan maggot, dapat tersalurkan dengan baik.
Menurutnya, ini penting agar masyarakat yang telah berupaya mengolah sampah tidak kesulitan dalam menyalurkan hasilnya.
Baca Juga: Fatayat NU Depok Gelar LKD di Pesantren Al Hamidiyah
“Kami berharap ada penampungan untuk produk-produk seperti pupuk organik dan maggot. DLHK Kota Depok akan berperan penting dalam hal ini. Jangan sampai masyarakat sudah mengelola, tetapi tidak ada penampungan yang memadai,” harapnya.
Dia juga menyoroti pentingnya dukungan dari pemerintah provinsi dalam pengelolaan sampah yang lebih besar, termasuk upaya untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di TPA Cipayung.
Beberapa program kerjasama dengan Kementerian PUPR dan penggunaan teknologi seperti insinerator juga tengah dipersiapkan untuk tahun 2025.
Baca Juga: Panmas Depok Lakukan Cek Jentik Nyamuk Secara Berkala
“Masih banyak yang harus dilakukan, tapi kami optimis perlahan-lahan hasilnya akan terlihat. Tidak bisa langsung besar, tapi progres akan terus berjalan,” terang Nina. (***)