REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (4/10/2024), diperkirakan bergerak variatif seiring dengan adanya sentimen dari tingkat global. IHSG dibuka melemah 12,04 poin atau 0,16 persen ke posisi 7.531,79.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,56 poin atau 0,27 persen ke posisi 934,82. "IHSG pada hari ini diperkirakan kembali bergerak fluktuatif merespons sentimen global," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Pergerakan IHSG dan rupiah melemah terutama terkait dengan kondisi Timur Tengah yang masih panas dan menciptakan ketidakpastian.
Bank asal Australia, ANZ dan keluarga Gunawan dari Indonesia mempertimbangkan untuk menjual saham pengendali gabungan di Bank Pan Indonesia Tbk PT (Panin Bank) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut data LSEG, ANZ memiliki 39,22 persen saham di bank tersebut, total saham mereka bernilai sekitar 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan harga penutupan saham PNBN pada Rabu (02/10), yang sebesar Rp1.540 rupiah per saham.
Berita ini dapat memberikan sentimen positif lanjutan untuk saham-saham yang terkorelasi dengan grup Panin.
Dari data, klaim data pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 28 September 2024, meningkat dibandingkan pekan sebelumnya dan lebih tinggi dari perkiraan. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara meningkat sebanyak 6.000 minggu lalu menjadi 225 ribu.
Fokus pasar juga tertuju pada data on-Farm Payrolls AS, konsensus memperkirakan berasa di angka 142.000, menandakan potensi perlambatan di sektor pekerjaan, dengan tingkat pengangguran yang diproyeksikan stabil di level 4,2.
Sementara itu, pasar saham AS melemah pada Kamis (3/10/2024) lalu, seiring kekhawatiran mengenai ketegangan di Timur Tengah membuat para investor cemas menjelang laporan penggajian bulan September.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 184,93 poin, atau 0,44 persen berakhir di 42.011,59, indeks S&P 500 kehilangan 0,17 persen dan ditutup pada 5.699,94, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,04 persen menjadi 17.918,48, dengan reli lebih dari 3 persen pada saham Nvidia menahan tekanan penurunan.
Futures minyak mentah AS naik lebih dari 5 persen, mendorong kenaikan mingguan menjadi lebih dari 8 persen, seiring meningkatnya kekhawatiran terkait Timur Tengah mendorong harga naik.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 101,50 poin atau 0,26 persen ke level 38.653,60, indeks Hang Seng menguat 160,41 poin atay 0,73 persen ke level 22.273,92, dan indeks Straits Times menguat 3,31 poin atau 0,09 persen ke 3.580,73.
Nilai tukar Rupiah turun
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, juga diperkirakan turun di tengah proyeksi data ketenagakerjaan Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat (AS) yang kuat.
Pada awal perdagangan Jumat, rupiah melemah 97 poin atau 0,63 persen menjadi Rp 15.526 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.429 per dolar AS. "Rupiah hari ini diperkirakan melemah dipengaruhi oleh peningkatan indeks dolar AS karena data-data tenaga kerja AS menguat dan ketegangan kawasan Timur Tengah," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Data ketenagakerjaan Non-Farm Payroll (NFP) AS yang akan dirilis hari ini, kemungkinan naik 150 ribu per September dibanding Agustus sebesar 142 ribu.
Sedangkan laporan dari ADP menunjukkan bahwa bisnis swasta di AS menambahkan 143.000 pekerjaan pada September 2024, tertinggi dalam tiga bulan, setelah sebelumnya 103 ribu pada Agustus 2024, dan melampaui perkiraan sebesar 120 ribu.
Selain itu, Rully menuturkan pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh ketegangan yang masih berlanjut di kawasan Timur Tengah. Dari dalam negeri, minim sentimen positif dan data cadangan devisa dan survei konsumen baru akan rilis pekan depan.
Rully memproyeksikan rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp 15.400 per dolar AS sampai dengan Rp 15.475 per dolar AS.