Senin 14 Oct 2024 17:05 WIB

Pasar Fokus pada Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Rupiah Menguat

Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan menuju Rp 15.565,5 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Petugas menunjukan uang dollar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan menuju Rp 15.565,5 per dolar AS.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menunjukan uang dollar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan menuju Rp 15.565,5 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan menuju Rp 15.565,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (14/10/2024), seiring dengan fokus pasar yang tertuju pada ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve.  

“Para pedagang menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga AS dari serangkaian pembicara Federal Reserve minggu ini untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga, sementara taruhan pada penurunan suku bunga pada bulan November terus berlanjut,” kata Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Senin (14/10/2024). 

Baca Juga

Ibrahim menjelaskan, fokus pada pekan ini adalah pada pidato beberapa pejabat The Federal Reserve. Dimulai dengan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Gubernur Christopher Waller pada Senin ini. 

“The Fed secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih kecil, 25 basis poin pada bulan November, terutama setelah inflasi baru-baru ini dan pembacaan pasar tenaga kerja terbaca di atas ekspektasi,” jelasnya. 

Selain faktor The Fed, sentimen eksternal lainnya yang memengaruhi penguatan rupiah datang dari Negeri Panda, yaitu mengenai isyarat beragam tentang stimulus fiskal. Kementerian Keuangan setempat mengatakan dalam pengarahan akhir pekan bahwa pihaknya memang berencana untuk memberikan dukungan fiskal, termasuk lebih banyak penerbitan utang dan bantuan untuk pemerintah provinsi. 

Namun pengarahan tersebut tidak menyebutkan rincian utama tentang langkah-langkah yang direncanakan, khususnya ruang lingkup dan waktunya, yang memicu optimisme terbatas atas lebih banyak stimulus. Beijing pada akhir September mengumumkan serangkaian langkah stimulus moneter utama untuk membantu menopang pertumbuhan yang lamban. Meskipun awalnya semangat tinggi atas langkah-langkah baru tersebut, kurangnya rincian yang jelas tentang implementasinya meredam optimisme secara keseluruhan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement