REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Seorang pejabat tinggi intelijen AS mengatakan pada Selasa bahwa kemampuan Hizbullah telah menurun secara signifikan. Kendati demikian pasukan darat mereka di sepanjang perbatasan dengan Israel sebagian besar masih utuh.
Pejabat itu juga mengatakan bahwa kelompok Lebanon, yang dipersenjatai dan sebagian besar didanai oleh Iran, masih memiliki kemampuan untuk melakukan serangan di luar negeri.
“Jumlahnya masih menurun, namun masih jauh dari kalah,” kata Brett Holmgren, penjabat Direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional.
“Penilaian kami adalah bahwa tindakan militer Israel telah secara signifikan menurunkan kemampuan militer Hizbullah,” kata Holmgren dalam webinar dengan Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington.
Namun dia memperingatkan bahwa kelompok tersebut telah membangun persenjataan besar berupa roket, rudal, dan kemampuan lainnya sebelum perang terbaru dengan Israel. “Mereka memulai dari titik yang sangat kuat,” kata Holmgren.
Hizbullah mulai menyerang Israel pada 8 Oktober tahun lalu, sehari setelah serangan Hamas terhadap Israel.
Tanggapan Israel selanjutnya telah menghancurkan Gaza dan meluas menjadi perang besar-besaran antara Hizbullah dan Israel di seluruh Lebanon.