REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Tarekat Syadziliyah, al-Imam Abu Hasan ‘Ali As-Syadzili, mengatakan, sebagaimana tertulis dalam Risalah Al-Amin, setan akan sedih karena empat hal.
Pertama, tatkala seseorang duduk berpikir tentang hal yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT, kemudian orang itu mengerjakannya.
Kedua, ketika seseorang berpikir tentang semua hal yang dapat menjauhkan dirinya dari Allah SWT, kemudian orang itu menjauhinya.
Ketiga, ketika seseorang berpikir tentang dosa-dosa yang telah lalu, kemudian orang itu meminta ampun dan bersyukur.
Terakhir, ketika seseorang duduk berpikir tentang sesuatu hal yang telah dia perbuat pada masa lalu kemudian dia bersyukur dan memohon ampunan-Nya.
Pesan sang imam di atas mengisyaratkan upaya pembersihan diri. Hal yang mendekatkan diri kepada Allah, misalkan, adalah upaya membersihkan hati kita dengan selalu mengingat Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka.
الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka'" (QS Ali Imran: 191).