Ahad 17 Nov 2024 07:00 WIB

Waspada Syirik dalam Cinta

Syirik dalam cinta digambarkan dalam Alquran.

 Waspada Syirik dalam Cinta. Foto: Cinta (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Waspada Syirik dalam Cinta. Foto: Cinta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ibnul Qayyim al Jauziyah dalam kitab Ad Da'u wa ad-Dawa' menjelaskan, syirik dalam cinta adalah syirik kepada Allah. Adapun syirik dalam cinta digambarkan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 165:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِۙ وَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًاۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ

Baca Juga

wa minan-nâsi may yattakhidzu min dûnillâhi andâday yuḫibbûnahum kaḫubbillâh, walladzîna âmanû asyaddu ḫubbal lillâhi walau yaralladzîna dhalamû idz yaraunal-‘adzâba annal-quwwata lillâhi jamî‘aw wa annallâha syadîdul-‘adzâb

Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya, (niscaya mereka menyesal).

Menurut Ibnu Qayyim, ayat di atas menerangkan, ada sebagian orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain dan mencintainya seperti mencintai Allah. Tetapi orang yang beriman lebih cinta kepada Allah dari pada orang-orang musyrik, bahkan mereka sangat berat mencintai Allah.

Adapun orang-orang yang menyekutukan Allah, mereka mencintai Allah setelah mereka cinta pada yang disekutukan-Nya. Hal ini melemahkan kemurnian mereka kepada Allah.

Manusia diciptakan Allah untuk memurnikan cinta mereka hanya kepada-Nya. Maka Dia pun menentang dan menolak orang yang selalu memiliki wali atau pemberi syafaat selain Dia, atau mengkhususkan salah satu dari keduanya.

Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 3:

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ 

inna rabbakumullâhulladzî khalaqas-samâwâti wal-ardla fî sittati ayyâmin tsummastawâ ‘alal-‘arsyi yudabbirul-amr, mâ min syafî‘in illâ mim ba‘di idznih, dzâlikumullâhu rabbukum fa‘budûh, a fa lâ tadzakkarûn

Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa atas ʻArasy (seraya) mengatur segala urusan. Tidak ada seorang pun pemberi syafaat, kecuali setelah (mendapat) izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu. Maka, sembahlah Dia! Apakah kamu tidak 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement