Senin 18 Nov 2024 19:07 WIB

Erick Thohir Sebut Garuda ID Tekan Duplikasi Tiket Timnas Indonesia

PSSI ingin menekan duplikasi tiket di angka seribuan dengan Garuda ID.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan, penggunaan Garuda ID pada laga timnas Indonesia melawan Jepang pada Jumat (15/11/2024) lalu mampu menekan jumlah duplikasi tiket pertandingan. Diharapkan saat laga melawan Arab Saudi, Selasa (19/11/2024), lebih menurun lagi.

Ditemui media Senin (18/11/2024) saat meninjau persiapan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjelang laga melawan Arab Saudi, Erick menyebut terjadi penurunan duplikasi tiket yang lumayan signifikan. 

Baca Juga

"Terima kasih semuanya AFC, TNI, Polri untuk kenyamanan dan keamanan pertandingan kemarin. Sebelumnya saat lawan Australia, banyak penonton berdiri dan ada 10 ribu duplikasi tiket. Saat laga lawan Jepang turun ke 2.500 tiket duplikasi," jelas sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.

Menurut dia, ini prestasi yang luar biasa. Erick mengatakan, fokusnya bukan masalah komersil dari duplikasi itu, melainkan masalah keamanannya. Menurut Erick, PSSI harus bisa menekan paling tidak di angka seribuan.

"Supaya benar-benar kalau ada apa-apa bisa kita jaga keamanannya," jelasnya.

Erick menjelaskan, penggunaan CCTV sudah berjalan dengan baik. Face recognition juga sudah mulai terlihat. Ia menjanjikan, dalam pertandingan pada Maret 2025, antara web dengan sistem face recognition akan menjadi satu.

"Jadi nanti antara ticketing dan kamera face recognition itu langsung kelihatan semuanya. Bahkan ada kasus kemarin mau kita serahkan juga mengenai pencurian handphone. Terdeteksi dari mukanya, lalu kita cocokkan dengan tiketnya, orangnya kita tahu siapa. Jadi hal-hal ini yang membuat sebuah kenyamanan," kata Erick lagi.

Untuk laga kandang Maret melawan Bahrain, Erick ingin hanya kendaraan Presiden dan Wakil Presiden saja yang boleh masuk kawasan GBK, seperti yang diterapkan pada Asian Games 2018.

"Mohon maaf, kita juga menerapkan sistem seperti dulu Asian Games. Nanti yang boleh masuk itu hanya mobil Presiden atau Wakil Presiden. Semua mesti jalan dikit ya, memakai buggy (mobil golf). Nah, makanya saya cek akan buggy-nya seperti apa. Jadi daerah (ring road) ini kita coba supaya kendaraan ini benar-benar kosong dari kendaraan," kata Erick.

Mengenai evaluasi lainnya, Erick akan berusaha mengakomodasi minuman ke dalam GBK. Menurut dia, dua jam di stadion tanpa minum akan menyulitkan orang. 

"Kalau toilet saya lihat sudah cukup banyak, cuma minuman mungkin kita lagi minta tolong. Kalau bisa dapat akses karena dua jam mereka di dalam perlu minum," kata dia.

Erick mengatakan, ada dua opsi. Pertama botel minuman boleh masuk, tapi tanpa tutup. Opsi kedua menggunakan plastik.

"Saya lebih memilih botolnya tidak pakai tutup. Kalau plastik, nanti sampah lagi ya," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement