Senin 18 Nov 2024 07:58 WIB

Strategi Politik Menarik Anies, Merangkul PDIP, Menjaga Hubungan dengan PKS

Ahoker dan Anak Abah dikabarkan bersatu di Pilgub Jakarta.

Rep: Teguh/Bayu/ Red: Teguh Firmansyah
Pertemuan Pramono Anung-Rano Karno dengan Anies Baswedan di Kediaman Anies Baswedan, Jumat (15/11/2024).
Foto: Twitter Anies
Pertemuan Pramono Anung-Rano Karno dengan Anies Baswedan di Kediaman Anies Baswedan, Jumat (15/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KALAH di Pilpres dan gagal nyagub, ruang politik Anies Baswedan belum sepenuhnya habis. Mantan gubernur DKI Jakarta itu dinilai masih punya pengaruh dalam percaturan politik di tanah air.

Paslon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno bahkan secara khusus menyambangi Anies. Pun demikian dengan paslon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie.

Baca Juga

Yang menarik, dua paslon tersebut berasal dari dua kubu berbeda. Pramono-Rano diusung oleh PDIP dari basis nasionalis 'merah'. Sementara Syaikhu-Ilham didukung oleh PKS yang punya basis ideologi Islam, dan Nasdem yang berhaluan nasionalis.Dua paslon itu telah mendapat dukungan dari Anies untuk berlaga di Pilgub.

Lantas mengapa Anies memilih dua haluan yang berbeda? Dan bukan mendukung RK-Suswono pada Pilgub Jakarta?

Ada spekulasi bahwa ini merupakan bagian dari strategi politik Anies. Dengan mendukung Pramono-Rano, cap terhadap Anies yang sebelumnya digolongkan berhaluan 'kanan' dapat ditepis.

Artinya, spektrum politik Anies semakin luas. Sementara di sisi lain, ia tetap menjaga hubungannya dengan PKS. Hal itu dibuktikan dari sokongan Anies terhadap Syaikhu yang merupakan Presiden PKS.

Menurut pemerhati politik Roky Gerung, Pramono-Rano lebih diminati oleh Anies dibandingkan dengan PKS yang mendukung RK-Suswono. Roky sebut Anies sepertinya cenderung berpikir pragmatis mengingat sambutan hangat warga Jakarta ke Pramono dibandingkan RK.

"Anies berpikir pragmatis buat apa mendukung RK yang dari awal sebetulnya dipaksakan sebagai tukar tambah politik, membiarkan Jabar dimenangkan partai lain. Atau ada ambisi RK untuk masuk ke Jakarta agar bisa lompat pada 2029," ujarnya dalam sebuah podcast yang beredar di dunia maya.

Roky berpendapat potensi Anies menghidupkan kartunya hanya mungkin terjadi jika ada partai yang secara inklusif memasukan Anies ke dalam wilayah lebih sekuler. Meski sedikit kontroversial, tapi Anies saat ini sudah dikesankan secara identitas sebagai kandidat 'muslim politik'. "Dan Anies tahu itu tak cukup untuk masuk ke nasional.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement