Jumat 22 Nov 2024 08:09 WIB

Asal Usul Gelar Doktor yang Ramai Gara-Gara Diberikan kepada Bahlil dan Raffi Ahmad

Kata "doktor" sendiri berasal dari bahasa Latin, doctor, yang berarti "guru" atau "instruktur".

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
.
Foto: network /Kurusetra
.

 Pemberian gelar Doktor kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia usai menyelesaikan program Doktoral Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI pada Oktober 2024, menjadi kontroversi di masyarakat. Foto: Republika.
Pemberian gelar Doktor kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia usai menyelesaikan program Doktoral Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI pada Oktober 2024, menjadi kontroversi di masyarakat. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Mendapatkan gelar dari perguruan tinggi masih menjadi prestise di Indonesia. Bahkan, pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raffi Ahmad dan gelar Doktor kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia usai menyelesaikan program Doktoral Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI pada Oktober 2024, menjadi buah bibir di masyarakat. Lalu bagaimana asal usul gelar doktor di Indonesia?

Gelar doktor yang kita kenal saat ini sebagai simbol pencapaian akademik tertinggi, ternyata memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Kata "doktor" sendiri berasal dari bahasa Latin, doctor, yang berarti "guru" atau "instruktur". Namun, seiring berjalannya waktu, makna gelar ini mengalami evolusi yang signifikan.

Akar Sejarah di Abad Pertengahan

Asal-usul gelar doktor dapat ditelusuri kembali ke Eropa Abad Pertengahan. Pada masa itu, universitas mulai bermunculan dan menjadi pusat pembelajaran. Gelar doktor awalnya diberikan sebagai lisensi atau izin bagi seseorang untuk mengajar (licentia docendi) di sebuah universitas. Dengan kata lain, seorang doktor adalah seorang guru yang memiliki keahlian khusus dalam bidang tertentu.

Evolusi Menjadi Gelar Akademik Tertinggi

Seiring berkembangnya dunia akademik, gelar doktor semakin dikaitkan dengan penelitian orisinal dan kontribusi baru dalam suatu bidang ilmu. Proses untuk memperoleh gelar doktor pun menjadi semakin kompleks, melibatkan penulisan disertasi yang mendemonstrasikan kemampuan penelitian yang mendalam.

Beberapa poin penting dalam evolusi gelar doktor:

1. Disertasi: Tesis atau disertasi menjadi persyaratan utama untuk memperoleh gelar doktor. Karya tulis ini harus menunjukkan kontribusi asli dalam bidang ilmu tertentu.

2. Ujian Komprehensif: Selain disertasi, calon doktor juga harus melalui ujian komprehensif yang menguji pemahaman mereka secara mendalam tentang bidang studi mereka.

3. Pembelaan Disertasi: Setelah menyelesaikan disertasi, calon doktor harus membela hasil penelitiannya di hadapan dewan penguji.

Gelar Doktor di Dunia Islam

Menariknya, konsep gelar doktor juga ditemukan dalam sejarah peradaban Islam. Jauh sebelum universitas-universitas di Eropa, dunia Islam telah memiliki lembaga pendidikan tinggi yang disebut madrasah. Para ulama yang menyelesaikan studi di madrasah dan memiliki keahlian khusus dalam bidang agama atau hukum seringkali diberikan gelar yang setara dengan doktor.

Gelar Doktor Honoris Causa

Selain gelar doktor yang diperoleh melalui studi formal, ada juga gelar doktor honoris causa. Gelar ini diberikan sebagai penghargaan atas kontribusi luar biasa seseorang dalam suatu bidang, baik itu akademik, seni, atau sosial. Penerima gelar honoris causa tidak melalui proses pendidikan formal seperti calon doktor lainnya.

Gelar doktor telah mengalami perjalanan panjang dari sekadar izin mengajar menjadi simbol pencapaian akademik tertinggi. Proses untuk memperoleh gelar doktor menuntut dedikasi, kreativitas, dan kemampuan penelitian yang tinggi. Meskipun asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke Abad Pertengahan, gelar doktor tetap relevan hingga saat ini dan menjadi tujuan bagi banyak akademisi di seluruh dunia.


Sejarah Gelar Doktor di Indonesia

Gelar doktor di Indonesia memiliki sejarah yang menarik dan terkait erat dengan perkembangan pendidikan tinggi di negeri ini. Meskipun akarnya dapat ditelusuri kembali ke sistem pendidikan kolonial, perkembangan gelar doktor di Indonesia mengalami beberapa fase yang signifikan.

Masa Kolonial

Pengaruh Belanda: Sistem pendidikan tinggi di Indonesia pada masa kolonial Belanda sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan di Belanda. Gelar doktor yang pertama kali dikenal di Indonesia adalah gelar yang diperoleh dari universitas-universitas di Belanda.

Fokus pada Bidang Tertentu: Pada awalnya, gelar doktor lebih banyak diperoleh dalam bidang-bidang yang terkait dengan kepentingan kolonial, seperti hukum, kedokteran, dan pertanian.

Masa Kemerdekaan

Pendirian Universitas: Setelah Indonesia merdeka, didirikan berbagai universitas negeri dan swasta. Hal ini mendorong perkembangan pendidikan tinggi dan semakin banyak warga negara Indonesia yang memperoleh gelar doktor, baik di dalam maupun di luar negeri.

Fokus pada Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini tercermin dalam upaya untuk meningkatkan jumlah doktor di berbagai bidang.

Beasiswa Luar Negeri: Banyak mahasiswa Indonesia yang diberikan beasiswa untuk melanjutkan studi S3 di luar negeri, terutama ke negara-negara maju.

Era Reformasi

Otonomi Perguruan Tinggi: Dengan diberlakukannya otonomi perguruan tinggi, universitas-universitas di Indonesia memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam mengembangkan program studi S3.

Peningkatan Jumlah Program Studi S3: Semakin banyak program studi S3 yang dibuka, baik di bidang ilmu alam, ilmu sosial, maupun humaniora.

Kualitas Penelitian: Terdapat upaya untuk meningkatkan kualitas penelitian di perguruan tinggi Indonesia, yang salah satunya dilakukan melalui peningkatan jumlah doktor.

Tantangan dan Peluang

Kualitas Penelitian: Salah satu tantangan utama adalah meningkatkan kualitas penelitian yang dilakukan oleh para doktor di Indonesia agar dapat bersaing di tingkat internasional.

Jumlah Doktor: Meskipun jumlah doktor di Indonesia terus meningkat, namun masih perlu ditingkatkan lagi untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas.

Kerja sama Internasional: Kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan doktoral di Indonesia.

Secara garis besar, perkembangan gelar doktor di Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai kualitas pendidikan doktoral yang setara dengan negara-negara maju.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan gelar doktor di Indonesia antara lain:

1. Kebijakan pemerintah: Dukungan pemerintah dalam hal pendanaan, beasiswa, dan regulasi sangat penting.

2. Kualitas perguruan tinggi: Fasilitas, tenaga pengajar, dan kurikulum yang berkualitas sangat diperlukan untuk menghasilkan lulusan doktor yang kompeten.

3. Minat masyarakat: Minat masyarakat untuk melanjutkan studi S3 juga menjadi faktor penting.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.net/posts/488939/asal-usul-gelar-doktor-yang-ramai-gara-gara-diberikan-kepada-bahlil-dan-raffi-ahmad
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement