SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) – Kandungan Al-Qur’an Surah (QS) Al-Kahfi salah satunya kisah tujuh pemuda energik yang bertauhid hanya kepada Allah SWT di saat masyarakatnya menjalani perbuatan syirik. Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut dari ancaman pembunuhan kaumnya di dalam sebuah gua selama 309 tahun.
Waktu yang tidak pendek tersebut membuat para pemuda -- yang sebelumnya tidak saling kenal dan tidak diketahui nama dan asal muasal serta keturunannya, termasuk zamannnya tersebut -- merasakan tidur hanya sebentar; sehari atau setengah hari saja.
Kisah pemuda Ash-Habul Kahfi (kelompok pemuda beriman) ini terungkap dalam QS Al-Kahfi: 9-26. “Dan, mereka berdiam dalam gua tiga ratus tahun dan ditambah sebilan tahun (lagi),” (QS Al-Kahfi: 25).
Dr Shalah Al-Khalidy mengungkapkan, dalam gua para pemuda mukmin ini tinggal untuk merenung dan berpikir. Dalam perenungannya, mereka berkesimpulan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan seluruh alam.
“Mereka tidak akan beriman kecuali kepada-Nya dan tidak akan menyembah selain Dia,” kata Dr Shalah Al-Khalidy dalam bukunya Kisah-kisah Al-Qur’an, Pelajaran dari Orang-orang Dahulu (jilid II/2000).
Dari sekian jumlah penduduknya saat itu, diperkirakan hanya tujuh orang pemuda ini yang beriman kepada Allah SWT Tuhan yang Esa. Selainnya mereka menyembah berhala atau selain Allah SWT. Dapat dibayangkan bagaimana sulitnya hidup di tengah-tengah kaum yang berbuat syirik. Tentu banyak celaan, cacian, pengusiran, dan sampai ancaman pembunuhan.
Agar tidak termasuk golongan ahli syirik, para pemuda ini jelas tidak sanggup menghadapinya secara personal. Mereka mencari jalan keluar agar selamat ketauhidannya dari bangsa penyembah berhala. Mereka memutuskan mengasingkan diri, meninggalkan kaumnya dari perbuatan syirik.
Para pemuda ini bertemu pada sebuah tempat secara tidak sengaja, dan bersepakat pergi ke sebuah gunung. Mereka mengasingkan diri di gunung untuk berindung dalam sebuah gua. Mereka berdoa kepada Allah SWT agar mencurahkan rahmat-Nya bagi mereka di dalam gua.
Baca juga: Kandungan Surah Al-Kahfi: Melindungi Fitnah Akhir Zaman
Ada satu doa yang dipanjatkan para pemuda kahfi ini, yang menjadi i’tibar bagi umat Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) ketika menghadapi kesulitan yang besar dalam hidupnya agar selamat dalam menjalani kehidupan ini dengan tetap beriman.
“Robbana atina min-la dunka rahmatan wahayyi’lana min amrina rosyada,” (Ya Tuhan kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu, dan sediakanlah petunjuk yang lurus bagi urusan kami), (QS. Al-Kahfi: 10).
Atas doa mereka ini, Allah SWT kabulkan dan atas kuasanya memberinya rahmat selama tinggal di gua. Di dalam gua yang tidak diketahui satu orang pun dari kaumnya itu mereka tertidur pulas dan nyenyak selama 300 tahun ditambah 9 tahun.
Allah SWT melindungi tubuh tujuh pemuda tersebut dari sengatan matahari pada siang hari, dan dinginnya angin pada malam hari. Dia memerintahkan matahari tidak menyinari tubuh pemuda tersebut saat terbit maupun terbenam matahari.
Atas kuasa-Nya jua, tujuh pemuda itu tertidur namun matanya terbelalak di dalam gua yang luas. Bila ada orang yang melihat tentunya ketakutan karena tidur tapi matanya terbuka. Bumi tidak merusak tubuhnya karena Allah membalik-balikan tubuhnya sesekali ke kanan dan ke kiri.
Terdapat seekor anjing yang membersamai tujuh pemuda tersebut. Anjing ini tidur di depan pintu gua. Keberadaan anjing yang tidur di mulut gua tersebut, memberikan manfaat bila ada orang yang mencoba masuk gua tidak berani dan ketakutan lari menjauh gua.
Dalam Al-Quran disebutkan mereka tidur 309 tahun. Allah SWT bangunkan mereka setelahnya. Ketujuh pemuda tersebut saling bertanya berapa lama mereka tidur di dalam gua. “Kamu tertidur selama satu atau setengah hari!”
Baca juga: Mencari Pemimpin Seperti Iyadh bin Ghanam yang Rela Digergaji
Perkataan ini menunjukkan betapa nyenyak mereka tidur sampai mereka mengakui hanya setengah hari saja tertidur, padahal sudah ratusan tahun lamanya. Untuk tidak berdebat panjang, salah seorang mereka keluar gua menuju kota untuk berbelanja menggunakan uang koin jadul yang masih tersisa.
Mereka ke kota untuk membeli makanan yang baik dan halal. Mereka juga saling mengingatkan agar tetap waspada jangan sampai ketahuan orang lain keberadaan mereka, karena mereka khawatir ancaman kaumnya. Pasalnya, bila penduduk tahu tujuh pemuda beriman ini makan akan dibunuh bila tidak mau mengikuti ajaran kesyirikan.
Prediksi para pemuda ini lain ketika sampai di pasar kota. Penduduk kota ternyata sudah beriman sama seperti mereka. Allah SWT telah menunjukkan kepada mereka sebagai tanda kekuasannya. Generasi syirik sebelumnya sudah lenyap dan berganti generasi beriman. Dari koin jadul yang diberikan jelas ketahuan bahwa mereka orang “asing”.
Para pemuda ini kembali ke gua, namun tak disangka ada orang yang mengikutinya secara diam-diam lokasi gua. Setelah mengetahui lokasi gua, penduduk muslim tersebut mendatangi gua tempat tujuh pemuda tersebut bermukim.
Baca juga: Sabar dan Shalat, Solusi Ampuh Mengatasi Musibah
Penduduk yang sudah beriman itu akhirnya memasuki gua bersejarah tadi dan melihat ketujuh pemuda tersebut telah meninggal dunia secara wajar layaknya manusia. Pada kisah selanjutnya, banyak yang berbeda pendapat terhadap gua tersebut mau diapakan.
Dari kisah Ash-Habul Kahfi ini, dapat diambil pelajaran bagi generasi muda robbani umat Nabi Muhammad SAW selanjutnya bahwa tantangan dalam mengemban tauhid dan menjalani syariat Islam ini tentu masih ada di depan mata apalagi pada akhir zaman.
Pertanyaannya? Masih adakah pemuda zaman ini yang teguh pendirian dalam berislam? Masih adakah pemuda saat ini yang masih tertidur pulas saat kumandang azan Subuh? Masih adakan pemuda saat ini yang menyepelekan akhirat dan mengagungkan dunia? Wallahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)