Senin 25 Nov 2024 11:03 WIB

Gemini Genetics, Laboratorium yang Tawarkan Kloning Hewan Peliharaan yang Sudah Mati

Biaya kloning hewan peliharaan bervariasi mulai dari ratusan juta hingga miliaran.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Dokter memegang kucing (ilustrasi). Di Shropshire Inggris, ada laboratorium bernama Gemini Genetics yang menawarkan jasa kloning hewan kucing, anjing, dan kuda.
Foto: Dok. Freepik
Dokter memegang kucing (ilustrasi). Di Shropshire Inggris, ada laboratorium bernama Gemini Genetics yang menawarkan jasa kloning hewan kucing, anjing, dan kuda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kematian hewan peliharaan kesayangan bisa membuat seseorang merasakan duka dan sedih yang mendalam. Bahkan bagi sebagian orang, kedukaan atas kematian hewan kesayangannya bisa dirasakan hingga bertahun-tahun.

Di Shropshire Inggris, ada laboratorium bernama Gemini Genetics yang menawarkan jasa kloning hewan sejak 2019, setelah mengawali bisnisnya dengan mengembangbiakkan kuda pertunjukan. Gemini Genetics telah menangani berbagai kloning hewan, mulai dari kucing hingga kuda.

Baca Juga

Sejak mengkloning hewan peliharaan pertama, kucing Maine Coon berwarna jingga, mereka telah melihat peningkatan permintaan dari pencinta hewan yang ingin hewan peliharaan mereka direplikasi secara genetik, dengan sekitar 1.000 hewan kini dikloning setiap tahun.

“Hal pertama yang cenderung dipikirkan orang ketika mendengar kata kloning, banyak orang teringat pada Dolly, domba yang menjadi terobosan sains pada 1997. Tetapi teknologi kloning saat ini sudah jauh lebih maju dibanding masa itu. Prosesnya jauh lebih efisien,” kata manajer laboratorium Gemini Genetics, Lucy Morgan, seperti dilansir The Mirror, Senin (25/11/2024).

Morgan mengungkap salah satu hewan yang berhasil dikloning di laboratorium yaitu anjing cocker spaniel yang ramah bernama Gem. Meskipun kepribadiannya sedikit berbeda, namun menurut Morgan, ada banyak kesamaan dengan anjing aslinya termasuk bagaimana cara ia melipat bibirnya.

Lantas bagaimana proses kloning tersebut? Proses kloning dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dan mengirimkannya ke laboratorium. Sampel ini harus diambil dalam waktu lima hari setelah kematian. Sampel tersebut lalu dicuci, DNA-nya diekstraksi, dan disimpan dalam tangki nitrogen cair bersuhu minus 196 derajat Celsius. Biaya pengambilan sampe mencapai 600 poundsterling atau sekitar Rp 11,9 juta.

Setelah pemilik hewan setuju, sampel dikirim ke laboratorium mitra di Texas, Amerika Serikat. Proses ini membutuhkan waktu hingga satu tahun, terutama untuk kuda yang memiliki masa hamil lebih dari 11 bulan. Hewan hasil kloning kemudian dilahirkan dan disapih di Texas, dan dikirim kembali ke Inggris setelah cukup kuat. Biaya untuk semua proses ini mencapai 50 ribu-80 ribu dolar AS atau sekitar Rp 793 juta sampai Rp 1,2 miliar.

Laboratorium Gemini saat ini hanya mampu mengkloning kucing, anjing, dan kuda. Namun di sana juga terdapat tangki yang berisi DNA dari hewan kebun binatang, mulai dari gajah dan badak hingga katak tropis kecil, untuk mencegah kepunahan pada masa mendatang jika teknologi cukup maju.

Upaya pelestarian DNA hewan ini dilakukan bersama dengan organisasi Nature’s Safe. Hingga saat ini, terdapat 279 sampel DNA spesies di lab tersebut, termasuk beruang kungkang, badak putih selatan, dan burung Ibis suci Afrika. Konsep kloning hewan peliharaan juga menjadi populer di kalangan selebriti.

Pada tahun lalu, penyanyi Barbara Streisand mengaku telah mengkloning anjingnya yang sudah mati, Samantha, sebanyak dua kali. Sementara itu, Simon Cowell mengatakan awal musim panas ini bahwa ia sedang mempelajari proses tersebut.

Meskipun ilmu kloning pertama kali ditemukan pada 1958, keberhasilan pertama kloning hewan baru tercapai pada tahun 1996 dan diumumkan pada bulan Februari 1997 dengan kelahiran domba Dolly, yang memulai hidupnya dalam tabung reaksi di sebuah laboratorium di Edinburgh. Sebelum kelahirannya, para ilmuwan mengira kloning tidak akan pernah mungkin karena sel-sel seperti sel kulit dianggap tidak dapat menyimpan informasi yang cukup untuk menciptakan organisme baru.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement