REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Swasembada energi telah dicanangkan sebagai target besar pemerintah yang akan menopang pertumbuhan ekonomi. Seluruh pihak didorong berkontribusi lebih tinggi agar tujuan tersebut bisa tercapai.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menyampaikan SKK Migas dan Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah memberikan dukungan penuh pada program ketahanan energi. Komitmen untuk terus berkontribusi pada ketersediaan energi juga spesifik agar terjangkau, andal dan berkelanjutan.
"Target kita besar dengan demand energi yang akan terus meningkat kedepan, kita perlu memastikan agar target-target di sektor hulu migas, penerimaan negara hingga investasi bisa dicapai," katanya dalam National Media Engagement 2024 Medco, Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
Ia memaparkan, perjalanan selama 22 tahun sektor migas telah membawa migas jadi penyumbang terbesar kedua penerimaan negara. Penerimaan negara tercatat sebesar Rp 5,045 triliun yang menjadikannya sebagai sumber penerimaan negara terbesar setelah pajak.
Selain itu, peningkatan suplai gas ke domestik juga terus meningkat sebagai penunjang tumbuhnya industri. Kemudian, penemuan cadangan migas baru menjadi sorotan dan terus dikembangkan untuk meningkatkan produksi energi.
Dari sisi capaian investasi migas 2023, per Oktober tercatat sebesar 13,7 miliar dolar AS (setara Rp 206 triliun) meningkat 13 persen dari realisasi 2022 dan lebih tinggi 5 persen dari LTP serta di atas tren investasi E&P Global. Sementara outlook investasi 2024 yakni sebesar 16,0 miliar dolar AS (setara Rp 251 Triliun), meningkat 17 persen dari realisasi 2023.
"Perkiraan Investasi Ytd Oktober 2024 sebesar 10,3 millar (setara Rp 162 triliun)," katanya.
PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) melalui unit usaha eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi Medco E&P Indonesia, bersama SKK Migas, juga terus berupaya memenuhi kebutuhan energi domestik. Target produksi terus meningkat di tengah tekanan proses produksi lebih berkelanjutan.
Chief Administrative Officer MedcoEnergi Amri Siahaan menyampaikan perusahaan juga terus berinovasi dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di berbagai aktivitasnya. Sebagai salah satu perusahaan migas swasta nasional terkemuka di Indonesia juga Asia Tenggara, Medco E&P terus aktif melakukan pengembangan proyek-proyek migas untuk meningkatkan produksi.
Di sisi lain, MedcoEnergi melalui salah satu anak usahanya, PT Medco Power Indonesia (Medco Power) juga memperluas fokusnya melalui pengembangan pembangkit listrik energi bersih dan terbarukan seperti tenaga surya dan panas bumi.
Perusahaan turut mengedepankan pengurangan emisi GRK melalui efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan dalam kegiatan operasi, serta melakukan studi Carbon Capture and Storage (CCS).
Amri menekankan pentingnya efisiensi operasional dan pengembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
“Kami terus mengupayakan peningkatan produksi dengan menggunakan teknologi tepat guna dan mendukung transisi energi dengan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar fosil yang lebih ramah lingkungan, mengurangi emisi, serta menjajaki teknologi rendah karbon seperti CCS, guna mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Chief Financial Officer Medco Power Myrta Utami menambahkan, Medco Power fokus meningkatkan akses energi ramah lingkungan yang stabil, sebagai bagian dari solusi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
“Peluang pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih sangat besar. Medco Power berkontribusi dengan menyediakan energi rendah karbon melalui berbagai proyek pengembangan baru, seperti tahap pertama Panas Bumi Ijen (35 MW), PLTS Bali Timur (25 MWp), dan konservasi energi di PLTGU ELB Batam menjadi combined cycle power plant (CCPP) dengan tambahan kapasitas 39 MW,” jelas Myrta.