REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ini adalah kisah nyata yang terjadi di Madinah, di rumah Nabi Muhammad SAW dan berlangsung pada masa Rasulullah masih hidup. Kisah seorang wanita yang merupakan seorang Muslimah yang baik.
Dia tinggal di rumah Nabi Muhammad SAW dan bekerja untuk Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq RA. Kegigihannya beribadah kepada Allah SWT sangat patut diteladani.
Dia makan dari makanan Nabi SAW dia bertanya kepadanya, meminta kepadanya dan memberinya sedekah.
Pertanyaannya di sini adalah siapakah wanita ini, bagaimana kisahnya, untuk apa syafaat Nabi, dan mengapa dia menolak syafaatnya?
Wanita itu, adalah Ummu Barirah RA, hidup sejak kecil dalam kehidupan perbudakan yang kejam, di mana dia bekerja sebagai budak untuk orang-orang Anshar sejak usia muda, membawa air dan memerah susu domba-domba, dan dia tidak bahagia tetapi selalu sedih karena dia kehilangan kasih sayang orang tua sejak kecil.
Dia hidup sejak usia muda dalam kehidupan perbudakan yang kejam, di mana dia bekerja sebagai budak untuk orang-orang Anshar sejak usia muda, membawa air dan memerah susu domba, dan dia tidak bahagia dan selalu sedih karena dia kehilangan kasih sayang orang tua sejak usia muda.
Barirah menikah dengan Mughits bin Jahsy, yang juga seorang budak milik Abu Ahmad bin Jahsy. Allah SWT memberinya seorang anak darinya. Dia berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain hingga dia menetap untuk bekerja di rumah Nabi SAW guna melayani Ummul Mukminin Aisyah RA.
Pekerjaan di rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat derajatnya, orang-orang mengenalnya dan memberikan hadiah kepadanya, dan pada suatu hari Nabi SAW berdialog dengannya.
BACA JUGA: Mengapa Stabilitas Suriah Penting dan Jangan Sampai Jatuh di Tangan Pemberontak?
Suatu hari, terjadi dialog antara Nabi SAW dan Aisyah tentang pembeliannya dari tuannya yang memilikinya dan kemudian Aisyah akan memerdekakannya karena Allah SWT, dan ketika Barirah mengetahui hal ini, ia sangat senang dan gembira karena dua alasan:
1. Aisyah akan membelinya dari tuannya, membebaskannya dari perbudakan dan memerdekakannya demi Allah
2- Dia akan berada di samping Nabi SAW dan Aisyah radhiyallahu 'anha, yang dengan sendirinya merupakan kebahagiaan besar yang tidak dapat dilukiskan.