JAKARTA --Gaza diketahui memiliki cadangan gas alam yang melimpah. Dikutip dari Sindonews, Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh UNCTAD, wilayah Palestina yang diduduki (oPt) memiliki cadangan gas alam sekitar 122 triliun kaki kubik dan minyak sekitar 1,7 miliar barel. Proyek yang dikenal sebagai Gaza Marine ini dipastikan dapat menjadi sumber energi dunia. Inilah yang diduga menjadi incaran Israel hingga berupaya menaklukkan Gaza.
Hal ini terungkap dalam webinar bertajuk "Mengapa Gaza yang Dihancurkan?" Kegiatan yang diselenggarakan oleh Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsa (KPIPA) berlangsung secara daring pada Sabtu (14/12). Diikuti oleh lebih dari 100 peserta, kajian kali ini menampilkan Direktur Keuangan dan Operasional Adara Relief Internasional, Indah Kurniati, sebagai narasumber.
Sekretaris Jendral KPIPA, Lissa Malike, mengatakan bahwa webinar kali ini merupakan seri ke-15 dari rangkaian kajian Kepalestinaan.
"Sudah 3 tahun kajian kepalestinaan kita laksanakan. Hari ini adalah seri ke-15. Semoga Allah memberi kita konsistensi untuk menyebarkan kabar kondisi Palestina dan Baitul Maqdis, terutama Gaza," ujar Lissa.
Lissa mengungkapkan, hari ini memasuki hari ke 433 agresi Israel ke wilayah Palestina. Korban terus berjatuhan hingga mencapai 44.835 syahid pada (12/12), 11.946 di antaranya adalah perempuan.
"Kantor-kantor berita terus mengabarkan kehancuran infrastruktur. Saluran air, jaringan pembuangan limbah, bahkan 2 juta km jalan di Gaza telah hancur. Nelayan tidak diizinkan berlayar sehingga 5 ribu nelayan kehilangan mata pencarian. Di sisi lain, 11 ribu tenaga kesehatan telah syahid. Ini terus berlanjut entah sampai kapan," katanya.
Lissa juga mengatakan jika Zionis sudah sejak lama mendisain apa yang mereka namakan Israel Raya dengan wilayah yang membentang dari Sungai Mesir hingga Efrat. Konsep ini diinisiasi oleh pendiri Zionis, Theodore Herz. Israel Raya mencakup Palestina, Libanon Selatan hingga Sidon dan Sungai Litani, Dataran Tinggi Golan Suriah, Dataran Hauran, dan Deraa, Jalur Kereta Api Hejaz dari Deraa hingga Amman, Yordania, serta Teluk Aqaba.
"Namun, aksi Tufanul Aqsa berhasil menggagalkan rencana tersebut. Semua yang terjadi adalah skenario Allah meskipun kita melihat begitu besar kehancuran. Allah jadikan berkah Tufanul Aqsa menjadi kesadaran kaum muslimin untuk bangkit. Orang-orang di seluruh penjuru dunia pun terbuka mata dan hatinya untuk memperhatikan Palestina. Para pejuang di negeri Islam bangkit dan banyak orang yang masuk Islam," imbuhnya.
Karena itu, ia mengajak untuk terus melakukan edukasi ke masyarakat. Selain itu, bantuan dana dan doa terus dikirimkan. "Selama kita tulus mendoakan saudara-saudara di Palestina, pasti Allah kabulkan," ucap Lissa.
Direktur Utama Adara Relief Internasional, Maryam Rachmayani, mengajak peserta untuk selalu bersama negeri Syam.
"Kita harus bersama Syam karena Allah berjanji akan menolong Syam. Syam akan menjadi lokasi turunnya Nabi Isa. Dajjal juga akan menemui ajal di sana. Syam menjadi bumi para sahabat di mana sahabat-sahabat utama banyak yang berjuang hingga wafat disana," terang Maryam.
Menurut wanita yang akrab disapa Maya ini, adalah urusan aqidah ketika kita membela Syam. KPIPA adalah NGO pilihan yang punya misi untuk membela Palestina.
"Semoga Allah memberi kesabaran pada kita untuk tetap bersama mereka," tutupnya.